“Usulan dari salah satu sektor adalah memasang jaring di anak-anak sungai. Jaring tersebut kemudian dibersihkan bersama masyarakat. Dengan cara ini, kita bisa mengetahui wilayah mana yang sering membuang sampah,” tandasnya.
Penanganan sampah di Sungai Citarum memang menjadi perhatian utama karena sungai ini memiliki peran vital bagi masyarakat Jawa Barat. Dengan panjang aliran yang mencapai ratusan kilometer, Sungai Citarum mengaliri berbagai kota dan kabupaten, menyediakan air untuk irigasi pertanian, keperluan industri, serta air minum bagi jutaan warga.
Pembersihan sampah di Sungai Citarum bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan berbagai upaya, termasuk kampanye kesadaran lingkungan dan kolaborasi dengan komunitas lokal, untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan sungai.
Baca Juga:Empat Tahun Tanpa Bantuan: Warga Cileunyiwetan Sukses Kelola Sampah MandiriWarga Keluhkan Asap Pembakaran Sampah dari TPS Sukamukti, Bupati Bandung: Tutup Saja Kalau Mengganggu
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk menangani masalah sampah di Sungai Citarum. Salah satunya adalah program Citarum Harum, yang diluncurkan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di sepanjang aliran sungai. Program ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pembersihan sampah, penanaman pohon, hingga pembangunan infrastruktur pengolahan limbah.
Namun, upaya-upaya tersebut masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan kebiasaan buruk masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan ke sungai. Selain itu, banyak industri yang masih belum mematuhi aturan pengelolaan limbah, sehingga limbah industri sering kali mencemari sungai.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Jabar terus melakukan pengawasan ketat terhadap industri-industri di sekitar DAS Citarum. Mereka diwajibkan untuk memiliki fasilitas pengolahan limbah yang memadai dan mematuhi standar lingkungan yang ditetapkan. Selain itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan kebersihan lingkungan, seperti kerja bakti membersihkan sungai dan kampanye pengurangan penggunaan plastik.
Di sisi lain, pemerintah juga berupaya untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih efektif. Salah satunya adalah penggunaan mesin Motah (Mesin Olah Runtah) yang mampu mengolah sampah secara efisien. Dengan mesin ini, sampah dapat diolah menjadi bahan yang berguna, seperti pupuk organik dan energi.
Bey Triadi Machmudin berharap, dengan perpanjangan waktu pembersihan dan berbagai langkah yang telah diambil, kondisi Sungai Citarum dapat semakin membaik. Ia juga menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai ini.