“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil per 1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu tidak terlalu lama bisa meningkat menjadi 150 mobil per 1.000 penduduk. Karenanya, saya mengharapkan produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut,” papar Menperin Agus.
Isu keempat yang disampaikan adalah mengenai kerja sama di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan jumlah SDM yang kompeten di industri.
FMenperin memaparkan rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia-Jepang, di mana SDM industri dari Indonesia akan mendapatkan pelatihan khusus di Jepang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Baca Juga:Bruno Mars Akan Konser di Jakarta September 2024Peningkatan Signifikan Daya Saing Indonesia Pada Tahun 2024
“Ketika kembali dari Jepang, mereka juga bisa membantu perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia maupun membangun startup yang bisa mendukung ekosistem pengembangan perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia,” jelasnya.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyambut baik gagasan-gagasan yang disampaikan Menperin dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Ia menjelaskan bahwa METI sangat memperhatikan ini dan telah menyediakan sejumlah anggaran untuk mendorong kerja sama dengan negara-negara di Global South secara keseluruhan.
Mengenai kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, pihaknya mengakui bahwa Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia dianggap sebagai keuntungan bagi kedua negara.
“Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” ujarnya.
Dalam hal kerja sama SDM, Menteri Saito menyampaikan bahwa saat ini mereka sedang fokus pada pengembangan SDM di industri otomotif.
“Pelatihan SDM juga penting untuk pengembangan generasi SDM berikutnya. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut untuk membahas rencana tersebut secara lebih detail,” pungkasnya.
Pada bulan Agustus mendatang, kedua Menteri direncanakan untuk bertemu kembali guna membahas lebih lanjut kerja sama sektor industri.(*)