Harga Minyakita di Pasar Tanjungsari Alami Kenaikan: Lebih Mahal Dari Minyak Curah

TUNJUKAN: Seorang pedagang pasar Tradisional Tanjungsari memperlihatkan stok Minyakita dengan harga jual dilua
TUNJUKAN: Seorang pedagang pasar Tradisional Tanjungsari memperlihatkan stok Minyakita dengan harga jual diluar HET yakni Rp 16.000, Kamis (27/6).
0 Komentar

sumedangekspres – TANJUNGSARI – Harga minyak goreng kemasan bersubsidi, Minyakita, yang seharusnya berkisar Rp 14 ribu per liter, kini dijual dengan harga Rp 16 ribu per liternya di pasar tradisional Tanjungsari. Pada Kamis (27/6) siang, stok Minyakita masih cukup tersedia, namun harganya sudah mencapai Rp 16 ribu per liter.

Kenaikan harga Minyakita ini menjadikannya setara dengan harga minyak goreng curah biasa. Sementara jika dibandingkan dengan harga minyak goreng kemasan lainnya, selisihnya hanya sekitar Rp 1500 ribu per liter. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen mengenai keberlanjutan harga yang terjangkau.

“Pasokannya cukup dan stok ada, tapi sekarang harga Minyakita sama dengan minyak curah, mahal,” kata Lilis, seorang pemilik warung di Tanjungsari. 

Baca Juga:Koramil Situraja Gelar Karya Bhakti Bersihkan Saluran IrigasiKelompok Ternak di Sumedang Terima Bantuan Ayam Sentul 

Menurut Lilis, dengan adanya rencana kenaikan harga minyakita dari pemerintah, kemungkinan besar harga eceran akan semakin tinggi. Padahal saat ini saja seharusnya dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu, namun nyatanya menjadi Rp 16 ribu.

Lilis juga menyatakan kekhawatirannya bahwa jika pemerintah benar-benar menaikkan harga Minyakita, maka harga tersebut bisa menjadi lebih mahal dibandingkan minyak curah biasa. 

“Kalau jadi dinaikkan harganya oleh pemerintah, mungkin malah lebih mahal dibanding minyak curah,” ungkapnya.

Di sisi lain, petugas UPTD pasar tradisional Tanjungsari, Cepi, membenarkan bahwa harga Minyakita di pengecer memang mencapai Rp 16 ribu per liter dan stoknya masih tersedia. 

“Stok ada namun harga di pengecer mencapai Rp 16.000,” tuturnya.

Cepi menjelaskan bahwa meskipun stok Minyakita masih ada, namun kenaikan harga ini disebabkan oleh beberapa faktor termasuk biaya distribusi yang mempengaruhi harga di tingkat pengecer. Dia juga menambahkan bahwa konsumen di Tanjungsari tidak kesulitan untuk mendapatkan minyak dengan merek tersebut, meskipun harganya naik.

Kenaikan harga minyak goreng Minyakita ini juga berdampak pada daya beli masyarakat. Banyak konsumen yang mengeluhkan tingginya harga dan berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mengendalikan harga minyak goreng agar tetap terjangkau.

Para pedagang di pasar tradisional Tanjungsari juga merasakan dampaknya. Mereka harus menyesuaikan harga jual agar tetap bisa bersaing dan menjaga keuntungan. 

0 Komentar