“Nah jadi antisipasinya itu DP masuk 50 persen, pas kita loading barang kita minta 30 persen tapi itu barang belum dipasang ya. Nah pelunasannya bisa pas event berlangsung atau pas selesai,” ungkapnya.
Riset Latar Belakang EOAras selalu melakukan riset mengenai latar belakang EO untuk memastikan mereka memiliki kantor yang jelas dan terdaftar di Perbarindo. Hal ini ia lakukan berdasarkan pengalamannya bekerja dengan beberapa vendor untuk event di kota besar.
“Kalau saya itu suka riset dulu, dimana kantor EO-nya, paling tidak ada EO yang terdaftar di Perbarindo, jadi saya kalau ada problem tinggal kontak ke sana,” kata dia.
Baca Juga:Panduan Lengkap Tes CAT PPDB Madrasah DKI Jakarta 2024Panduan Lengkap Cek Hasil PPDB Zonasi Jakarta untuk SMP dan SMA 2024
Pengamatan dan KeamananSelain itu, Aras juga menekankan pentingnya melihat acara terlebih dahulu sebelum mengambil event. Ia juga tidak terlalu meminta pihak vendor keamanan ekstra untuk mengamankan barang-barangnya, asalkan EO yang bekerja sama dianggap aman dan paham.
“Terkait keamanan, saya enggak pernah tuh minta keamanan ekstra, karena tadi saya melihat EO yang kerja sama terhitung aman atau paham. Tapi soal vendor meminta keamanan lebih buat saya wajar saja, apalagi event yang melibatkan orang banyak,” sambungnya.
Pentingnya Komunikasi dan SolusiAras juga menyoroti pentingnya komunikasi antara vendor dan EO. Ia kerap memberikan solusi kepada EO sehingga sebagai vendor, ia merasa apa yang dimilikinya harus menjadi bagian dari inti acara.
“Makanya saya suka ngajak berdialog dulu sama EO-nya, jadi budgetnya disesuaikan, kalau harga segitu saya kasih saran alat yang dipakainya apa saja. Karena saya juga selalu menghargai EO dalam pembuatan acara, karena EO biasanya dari berbulan-bulan sebelumnya sudah membicarakan event itu dan itu sudah melibatkan banyak pihak, sponsor, ada panitia, kemudian ada penonton yang membeli tiket,” ungkapnya.
Pembelajaran dari InsidenMeskipun pernah mengalami kegagalan dalam penyelenggaraan event, Aras memastikan bahwa kerugian tidak sampai menyebabkan kekacauan seperti yang terjadi di Tangerang. Ia menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih serius dalam menangani aspek-aspek penting dalam penyelenggaraan acara.
“Cukup disayangkan, EO kerap melihat produksi itu tidak penting atau tidak melihat kepedulian kita sebagai vendor. Hal ini bisa mengulang peristiwa serupa di masa depan,” pungkas Aras.