sumedangekspres – Serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyebabkan lumpuhnya layanan keimigrasian nasional selama beberapa hari. Meskipun demikian, Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, menyatakan bahwa tidak ada kerugian finansial yang signifikan terkait insiden tersebut.
“Dalam hal ini, sebagai organisasi pemerintah, kita tidak mengukur kerugian secara finansial. Ini lebih tentang waktu dan tekanan terkait layanan publik. Tidak ada pembatalan penerbangan dan semuanya berjalan lancar. Jadi jika ditanya tentang kerugian, saya rasa tidak ada,” ungkapnya kepada wartawan pada Jumat, 28 Juni 2024.
Dia menjelaskan bahwa serangan ransomware tersebut mengakibatkan penundaan dalam penerbitan visa dan izin tinggal bagi orang asing yang ingin masuk atau keluar dari Indonesia. Namun, tidak ada kerugian finansial yang bisa dihitung terkait insiden tersebut.
Baca Juga:Revisi UU Kementrian, Menpan RB, Jumlah Akan disesuaikan Dengan Kebutuhan Prabowo MendatangHeru Budi Layak Maju di Pilkada Jakarta 2024
“Kalau ditanya mengenai keluhan masyarakat, ya tentu mereka sebagai masyarakat harus mendapatkan layanan optimal,” jelasnya. “Tidak ada kerugian yang kami hitung, dan kami bukan organisasi komersial. Kami adalah layanan publik, dan semua orang asing juga membayar visa, meskipun sebelumnya mungkin harus dilakukan secara online, sekarang pembayarannya dilakukan secara manual,” tambahnya.
Silmy juga menjelaskan bahwa meskipun ada penyesuaian dari proses online menjadi manual dalam penerbitan visa, sistem tetap berjalan efektif untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan imigrasi.
“Walaupun mungkin ada yang memerlukan perhatian khusus, saya sudah menyiapkan surat edaran sebagai pedoman bagi seluruh satuan kerja imigrasi dalam menangani misalnya perpanjangan izin tinggal dari visa yang dilakukan secara manual. Ini adalah hal teknis namun tidak ada masalah yang signifikan,” tutupnya.(*)
Artikel ini telah tayang di disway.id, dengan judul: Dirjen Imigrasi Sebut Tak Ada Kerugian Finansial Meski Layanan Lumpuh Akibat Serangan Ransomware