sumedangekspres – Garuda Indonesia Kembali Delay: Jemaah Haji Terlantar 28 Jam, Kemenag Kecewa.
Kementerian Agama (Kemenag) kembali melayangkan protes keras kepada Garuda Indonesia akibat keterlambatan penerbangan yang membuat jemaah haji tertahan hingga 28 jam.
Insiden ini menimpa jemaah haji kelompok terbang (kloter) 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-09), yang mengalami delay penerbangan oleh maskapai Garuda Indonesia selama 28 jam. Kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi, mengingat sebelumnya jemaah haji kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam pada 25 Juni lalu.
Baca Juga:Disdik Jabar Tertibkan Mekanisme Pengisian Kuota Sekolah yang KosongKenaikan Harga Beras dan Bahan Pokok di Pasar Baru Subang
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, menilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk dengan terjadinya keterlambatan penerbangan yang berulang. “Kami protes keras Garuda Indonesia atas keterlambatan penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Terjadi lagi dan lagi. Kami menilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk dan tidak profesional,” ujar Hilman di Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian Agama pada Selasa (9/7).
Hilman menyatakan bahwa Kementerian Agama akan mempertimbangkan kembali keterlibatan Garuda Indonesia dalam penerbangan jemaah haji di tahun mendatang akibat insiden ini.
Sebanyak 324 jemaah BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, yang seharusnya dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada 6 Juli 2024 pukul 13.40 waktu Arab Saudi (WAS). Mereka sudah berada di bus dan siap menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah ketika diinformasikan adanya delay penerbangan dan baru akan diterbangkan pada Minggu, 7 Juli 2024 sekitar pukul 17.40 WAS.
“Pemberitahuan dari pihak Garuda Indonesia juga sering mendadak. Bahkan ketika jemaah sudah berada di bus dan siap menuju Bandara AMAA Madinah, baru diinformasikan bahwa ada delay. Kejadian ini mirip dengan KNO-03. Jelas Garuda Indonesia tidak profesional,” lanjut Hilman.
Penundaan semacam ini menyebabkan jemaah lelah, karena mereka harus membawa koper kabin kembali setelah berada di bus baru diberi tahu ada delay. “Ini sangat melelahkan,” tambahnya.
Direktur Layanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, juga menyampaikan protes serupa terhadap kinerja Garuda Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Pada pekan pertama fase pemulangan jemaah haji, lebih dari 50% penerbangan mengalami keterlambatan. Dari 52 kloter, sebanyak 38 kloter tidak terbang sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan.