Sesepuh Kecamatan Ujungjaya Minta Nama Bendungan Cipanas Diganti

LOKASI: Pintu Gerbang Bendungan Cipanas di Kecamatan Ujungjaya yang telah diresmikan Wakil Presiden Ma’ruf Ami
LOKASI: Pintu Gerbang Bendungan Cipanas di Kecamatan Ujungjaya yang telah diresmikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Selasa (9/7).
0 Komentar

sumedangekspres – UJUNGJAYA – Bendungan Cipanas telah diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin pada Selasa (9/7). Namun, peresmian tersebut masih meninggalkan berbagai masalah. Seperti, pembayaran wilayah genangan yang belum selesai serta penamaan Bendungan Cipanas yang mendapatkan komplain warga. 

Warga sendiri menginginkan Bendungan tersebut bernama Bendungan Sanghyang. Sesepuh Masyarakat Adat Ujungjaya, Engkos Kosasih mengatakan, masyarakat Kecamatan Ujungjaya dan Kecamatan Conggeang yang notabene merupakan Bendungan Cipanas, sepakat menginginkan Bendungan Cipanas bernama Bendungan Sanghyang

“Sebenarnya, dari dulu kami, masyarakat Kecamatan Ujungjaya dan Conggeang menginginkan Bendungan Cipanas itu bernama Bendungan Sanghyang,” jelas Engkos Kosasih kepada Sumeks, baru-baru ini. 

Baca Juga:Warga Minta Sertifikat Baru Segera Kelar: Terdampak Akibat Pelebaran Jalan DesaPPDB 2024 SMK YPPS Berikan Keringanan

Dikatakan, masyarakat menginginkan penamaan Bendungan Sanghyang dengan alasan kuat, karena mengandung sejarah bagi masyarakat Sumedang. Disebutkan, nama Sanghyang sendiri merupakan salah satu tempat di wilayah Bendungan Cipanas. Selain itu, juga terdapat makam Buyut Sanghyang di wilayah tersebut.

“Insya Allah berdasarkan peta, Makam Buyut Sanghyang sendiri tidak akan terendam,” jelasnya.

Diakui, pihaknya tidak mengetahui alasan pemerintah memberi nama Bendungan Cipanas. Namun, pihaknya memohon atas nama masyarakat, sesepuh dan inohong agar Bendungan Cipanas diberi nama Bendungan Sanghyang.

“Disini mengandung banyak sejarah, bahkan dahulu tempat ini merupakan tempatnya para ‘gegeden’ Sumedang mengambil ikan di Sungai Cipanas. Jadi itu alasan kami menginginkan nama Bendungan Cipanas menjadi Bendungan Sanghyang,” jelasnya.

Dikatakan, penamaan Bendungan Cipanas sebenarnya tidak disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. Hal tersebut sangat disayangkan oleh masyarakat adat.

“Dalam masyarakat adat ada istilah Adab dan Tatakrama terkait hal-hal positif. Kami ingin menghargai jasa para leluhur, bukan berarti dikaitkan dengan hal-hal mistis,” tutupnya. (bim)

0 Komentar