sumedangekspres – JATINANGOR – Seorang pemimpin harus memahami sebuah permasalahan masyarakat yang dipimpinnya. Kemudian hadir dengan membawa kebijakan dan program untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal tersebut disampaikan Bakal Calon Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, dalam acara Diskusi Publik yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Padjajaran (Unpad) Jatinangor, baru-baru ini.
Dony memamerkan pertama kali dilantik jadi Bupati Sumedang pada 20 September 2018 silam, Dony mendapati kapasitas birokrasi saat itu masih rendah.
Baca Juga:Bakal Calon Bupati Sumedang Dony: Jalan Lingkar Utara Ditargetkan Rampung DesemberSMK Ma'arif 2 Sumedang Gratiskan Asrama dan SPP Tiga Tahun
“Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (Sakip), menduduki ranking ke-27 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat,” katanya.
Selain itu juga, Dony melihat sistem merit yang cukup rendah. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar, dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul dan lainnya.
Kemudian, sambung Dony, sistem e-government rendah, saat itu ada di angka dua, indikator makronya pun sama rendah, IPM di 70 poin, angka kemiskinan 10 poin, pengangguran 9 persen dan jalan bagus atau mantap hanya 65 persen.
“Itu kondisi awal. Ketika saya masuk menjadi bupati, apa yang saya lakukan? pertama kita melakukan riset,” ungkapnya.
Ada beberapa permasalahan yang Dony lakukan penelitian, mulai dari masalah lapangan pekerjaan, jalan rusak, perizinan yang dinilai masih bertele-tele dan sejumlah permasalahan lain, yang memang dianggap menjadi penghambat sebuah kemajuan bagi Kabupaten Sumedang.
Setelah itu, Dony mulai melakukan perbaikan dibeberapa sektor secara bertahap.
“Kami punya misi Sumedang Simpati, adalah Sumedang yang sejahtera, agamis, maju, profesional dan kreatif,” imbuhnya.
Baca Juga:Ngalaksa dan Tarawangsa Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kemendikbud RI"Nyi Pohaci Ngaraksa Diri", Warnai Upacara Adat Ngalaksa
Sejahtera masyarakatnya, agamis akhlaknya, maju daerahnya, profesional aparaturnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta kreatif ekonominya dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
“Visi tersebut akan kuat apabila memiliki pondasi, yakni agama, budaya, teknologi,” ungkapnya.
Sedangkan pola pendekatan pembangunan, Dony menggunakan pola fentahelix. Yakni dengan cara melibatkan semua steak holder, mulai dari akademisi, bisnis, government dan media.