sumedangekspres – Banyak para pelamar kerja dari daerah Cililitan, Jakarta Timur, yang mendadak dihadapkan pada tuntutan pembayaran utang dari pinjol secara tidak diketahui.
Terungkap jika hal ini terjadi karena data diri merek disalahgunakan oleh pihak tak bertanggungjawab untuk mengajukan pinjaman online tanpa sepengetahuan mereka.
Para calon pekerja yang seharusnya mendapat pekerjaan malah menjadi korban penipuan. Sampai sekarang, 26 orang telah tercatat sebagai korban dengan kerugian total mencapai miliaran rupiah.
Baca Juga:Cari Parfum Lokal dengan Wangi Tahan Lama? Ini Dia Rekomendasi Parfum Lokal yang dijual di IndomaretResep Masker Alami Ampuh Hilangkan Flek Hitam Dalam 1 Malam!
Modus operandi pelaku telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur, dengan seorang wanita berinisial R diduga sebagai pelaku utama sedang diselidiki oleh pihak kepolisian.
Artikel ini telah terbit di Jabarekspres dengan judul Modus Pencurian Data Pelamar Kerja Dipakai untuk Pinjol Terungkap, Korban Tiba-tiba Ditagih Utang
Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Metro Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa R berpura-pura sebagai penyalur tenaga kerja di konter HP di Cililitan.
Dia menarik perhatian para pelamar dengan mengaku membutuhkan admin di konter HP tersebut.
“R berpura-pura sebagai penyalur tenaga kerja di konter HP, menarik perhatian para pelamar kerja,” ungkap Nicolas, Senin (8/7).
Untuk melaksanakan aksinya, R meminta para pelamar untuk memberikan identitas asli mereka seperti KTP dan foto selfie dengan alasan sebagai syarat melamar kerja.
Data ini kemudian disalahgunakan untuk mengajukan pinjaman online atas nama para pelamar, tanpa sepengetahuan mereka.
Baca Juga:Polisi Tangkap Pelaku Pemalakan, Begini KronolonginyaPrakiraan Cuaca untuk Wilayah Bandung, Lembang, dan Bogor Hari Ini, Rabu 10 Juli 2024
Salah satu korban, Muhammad Luthfi (31), warga Ciracas, Jakarta Timur, menceritakan bagaimana ia mengetahui bahwa data pribadinya telah digunakan untuk mengajukan pinjaman online. Menurut Luthfi, ada 27 pelamar kerja lainnya yang juga menjadi korban.
“Awalnya R menawarkan pekerjaan sebagai admin konter ponsel. Para korban menyerahkan beberapa persyaratan seperti KTP berikut foto diri,” Papar Luthfi, Jumat (5/7).
Para korban tiba-tiba menerima tagihan pinjaman dan kredit online yang tidak pernah mereka ajukan, setelah R menginstal aplikasi tertentu di ponsel mereka tanpa sepengetahuan mereka.
Polres Metro Jakarta Timur telah menerima laporan terkait kasus ini dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan terhadap saksi dan pelaku.