sumedangekspres – Pada saat ini, Cirebon telah dilanda banjir selama tiga hari berturut-turut. Di Kecamatan Gegesik, sejumlah desa masih terendam banjir, dengan Desa Jagapura Lor menjadi yang paling parah. Ketinggian air di wilayah tersebut bervariasi antara 30 cm hingga 70 cm.
Heri Purnama, Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, menyatakan bahwa secara keseluruhan, ketinggian air mulai menurun setelah beberapa titik rusak pada tanggul berhasil diperbaiki. “Empat titik tanggul yang jebol sudah diperbaiki sementara, perbaikan permanen akan menyusul. Saat ini yang penting adalah bagaimana mengurangi dampak dari kerusakan tanggul tersebut,” ujar Heri.
Penjelasan mengenai tanggul Sungai Jonggol yang jebol kemudian menjadi fokus utama pihak terkait untuk segera diperbaiki. Secara umum, kondisi air di Jagapura Kidul, Kulon, Lor, dan Wetan sudah mulai surut.
Baca Juga:Pasca Koalisi Gerindra dengan PDIP Kandas, Kekuatan Eman Dinilai Signifikan, Pilkada MajalengkaPj Wali Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi Menghadiri Pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon merasa tidak perlu mendeklarasikan status tanggap darurat terkait banjir di Gegesik. Heri menyatakan bahwa untuk mempercepat penurunan air, pihak Badan Wilayah Sungai (BBWS) sedang melakukan penyedotan air dari genangan banjir. Selain itu, mereka bersama BBWS sudah aktif di lapangan untuk membantu penanganan dampak banjir.
“BBWS juga sedang melakukan penyedotan air, dan hari ini Dinsos Jabar serta BPBD Jabar turut hadir di lokasi untuk memberikan bantuan. Kami berharap situasi dapat kembali normal segera,” jelasnya.
Namun demikian, masyarakat di wilayah tersebut diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas tinggi. Mudah-mudahan tidak hujan lagi, karena hujan dapat berdampak terhadap tanggul yang baru diperbaiki, ungkapnya.
Berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, jumlah desa yang terdampak banjir meningkat dari 7 desa menjadi 13 desa. Dari 13 desa tersebut, keadaan paling parah terjadi di Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, di mana 2.550 rumah, tempat ibadah, dan dua bangunan sekolah terendam, mengakibatkan 2.818 keluarga dan 8.454 jiwa terdampak banjir. Sebagian besar air sudah mulai surut, namun ada yang masih belum.
Selanjutnya, desa yang terdampak paling parah kedua adalah Desa Jagapura Lor, dengan 636 rumah terendam dan 1.259 keluarga serta 3.777 jiwa terkena dampak banjir. Tambahan lainnya mencakup 2 tempat ibadah, 2 bangunan sekolah, dan 15 hektar sawah yang sebagian besar masih terendam.