Politik Gerindra di tingkat lokal, di mana mereka berencana untuk membentuk koalisi dengan partai-partai lain dalam rangka menghadapi Pilkada Majalengka. Kekuatan anggota-anggota DPRD dari masing-masing partai dalam koalisi ini juga mencerminkan potensi pengaruh yang besar dalam proses politik lokal. Adi juga menyebut beberapa calon potensial wakil bupati seperti Sherly Kusuma dari PAN, Didin Jaenudin dari Gerindra, dan Dena Muhamad Ramdhan dari Sahabat Bang Ara, yang berperan dalam suksesi kemenangan Prabowo-Gibran di Kabupaten Majalengka.
Di sisi lain, lanjut Adi, PDI Perjuangan dengan 15 kursi di DPRD mampu mengusung Karna Sobahi secara mandiri tanpa perlu berkoalisi. Situasi ini menciptakan persaingan menarik antara dua kekuatan besar dalam Pilkada Majalengka tahun ini, tambahnya.
Adi menekankan bahwa fenomena politik di Majalengka memperlihatkan beberapa hal penting. Pertama, politik lokal memiliki dinamika tersendiri yang tidak selalu sejalan dengan politik nasional.”
Baca Juga:Pj Wali Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi Menghadiri Pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana KeratonBaru Dua Bulan diperbaiki, Jalan Mundu-Pamengkang Sudah Belubang Lagi
Aspek penting dalam politik lokal Majalengka menjelang Pilkada tahun ini. Pertama, Adi Junadi menyebut beberapa calon potensial untuk posisi wakil bupati, termasuk Sherly Kusuma dari PAN, Didin Jaenudin dari Gerindra, dan Dena Muhamad Ramdhan dari Sahabat Bang Ara, yang memiliki peran dalam sukses kemenangan Prabowo-Gibran di Kabupaten Majalengka sebelumnya.
Kemudian, Adi juga mencatat bahwa PDI Perjuangan, dengan memiliki 15 kursi di DPRD, memiliki kekuatan untuk mengusung Karna Sobahi sebagai calon bupati secara mandiri, tanpa perlu membentuk koalisi dengan partai lain.
Persaingan antara dua kekuatan besar, yakni PDIP dengan kekuatannya yang mandiri dan potensi koalisi KIM yang dipimpin oleh Gerindra, menciptakan dinamika politik yang menarik di Pilkada Majalengka tahun ini. Adi menekankan bahwa dinamika politik lokal seringkali berbeda dengan dinamika politik nasional, menunjukkan kompleksitas dan karakteristik unik dari politik di tingkat daerah.
Kedua, fleksibilitas dalam membangun koalisi tetap menjadi strategi kunci bagi partai politik. Ketiga, pengaruh dari pusat partai masih sangat kuat dalam menentukan arah politik di tingkat lokal. Menjelang Pilkada 2024, kita berharap persaingan politik dapat berjalan secara sehat dan substansial, fokus pada gagasan dan program, bukan sekadar pertarungan figur atau kekuatan koalisi,’ tegasnya.