sumedangekspres – Dosen UNM Bikin Heboh dengan Almamater Mahasiswa Baru! Keputusan Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk mewajibkan mahasiswa baru membeli jas almamater baru-baru ini menciptakan gelombang protes di kalangan mahasiswa.
Kontroversi mencapai puncaknya ketika sebuah video viral menunjukkan seorang dosen yang menghadapi mahasiswa yang memprotes kebijakan ini dengan cara yang kontroversial.
Dosen UNM Bikin Heboh dengan Almamater Mahasiswa Baru
Reaksi dari Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, menyoroti insiden tersebut. Beliau menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi saat mahasiswa baru sedang antre untuk membeli jas almamater di kampus.
Baca Juga:Bikin Heboh! Prabowo-Gibran Akan Berlakukan Makan Gratis Rp 71 Triliun! Siapa yang Dapat? Pembatasan BBM Pertalite Mulai 17 Agustus, Siap-Siap Kejutan Huru-Hara?
Sebuah mahasiswa diketahui mendekati mereka dengan membujuk agar tidak membeli jas almamater baru, melainkan menggunakan jas yang telah dipakai oleh senior atau anggota keluarga mereka.
“Saat para mahasiswa baru antre untuk membeli jas almamater, tiba-tiba muncul seseorang yang memprovokasi mereka untuk tidak membeli.
Mereka disarankan untuk mengambil jas yang sudah dipakai oleh senior atau keluarga,” ungkap Rektor dalam konfirmasinya kepada wartawan.
Rektor Karta menegaskan bahwa setiap mahasiswa baru seharusnya memiliki jas almamater yang baru.
Menurutnya, tindakan memprovokasi mahasiswa baru untuk tidak mematuhi kebijakan kampus tidak pantas dilakukan di tengah-tengah antrean yang sudah sukarela dan penuh semangat.
“Saya yakin setiap mahasiswa harus memiliki jas almamater mereka sendiri, kecuali jika sudah memiliki yang usang.
Tindakan memprovokasi ini tidak seharusnya terjadi di antara mereka yang dengan senang hati menunggu giliran di loket,” tegasnya.
Baca Juga:Mobil dan Motor Ini Terancam Tak Bisa Isi Pertalite Lagi! Kamu Punya Salah Satunya?NMAX 'Turbo' Beneran Kenceng? Simak Cerita Seru Test Ride di Sirkuit
Reaksi dari masyarakat di media sosial terhadap kejadian ini cukup beragam.
Meskipun ada banyak dukungan terhadap mahasiswa, Rektor mengaku heran dengan banyaknya komentar yang seakan tidak memahami sisi masalah dari kebijakan tersebut.
“Reaksi dari masyarakat, terutama di media sosial, cukup membuat saya heran. Banyak komentar mendukung tanpa sepenuhnya memahami konteks dan persoalan yang sebenarnya,” paparnya.
Selain itu, Rektor Karta juga memaklumi tindakan tidak terkontrol dari seorang dosen yang terlibat dalam insiden tersebut.
Meskipun mengakui bahwa tindakan dosen tersebut berlebihan, ia menegaskan bahwa hal tersebut mungkin terjadi sebagai dampak dari situasi komunikasi yang tidak kondusif.