Harga Bawang Merah Terjun Bebas, Petani di Kabupaten Tasikmalaya Terpaksa Menjual Murah

Pejabat Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Tasikmal
Pejabat Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Tasikmalaya melakukan survei ke lokasi petani bawang merah di Kecamatan Sariwangi beberapa hari lalu.
0 Komentar

sumedangekspres, Petani bawang merah di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, akhir-akhir ini mengalami kesulitan akibat anjloknya harga jual bawang merah. 

Biasanya, bawang merah dijual dengan harga Rp 18-20 ribu per kilogram, tetapi dalam beberapa bulan terakhir harganya turun drastis menjadi Rp 9 ribu per kilogram.

Cecep, seorang petani dari Sariwangi, mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama dalam sejarah harga bawang merah jatuh hingga Rp 9 ribu di Pasar Kramat Jati Jakarta. 

Baca Juga:Bapenda Minta Tarif Parkir Pantai Pangandaran di Lahan Swasta Tidak Terlalu MahalHarga Cengkeh Merosot, Petani di Kabupaten Pangandaran Mengeluh

Dia menyebutkan bahwa mereka tidak menjual bawang merah ke wilayah Tasikmalaya karena tidak ada tengkulak besar yang mau menampungnya, kecuali bagi yang panennya hanya 2-5 kuintal.

 

Menurut Cecep, lahan yang digunakan untuk menanam bawang merah mencapai sekitar satu hektare atau sekitar 600 bata, dan masih ada beberapa bagian yang belum dipanen. 

 

Dalam satu kali panen, mereka bisa menghasilkan 4 ton dari 4 kuintal benih kecil seukuran jari kelingking yang dibeli dari Brebes. 

 

Dia menjelaskan bahwa ini adalah kali kelima dia menanam bawang, dan sebelumnya harga tidak pernah turun dari Rp 20 ribu per kilogram, tetapi sekarang harganya sangat anjlok.

 

Penurunan harga ini disebabkan oleh panen raya dari Jawa Timur dan masuknya bawang impor, yang menyebabkan semua bawang dari Jawa Timur masuk ke Kramat Jati. 

 

Cecep selalu menjual hasil panennya ke Kramat Jati karena ada tengkulak yang mau menampung. 

 

”Ingin bertahan dengan harga biasa. Namun dikarenakan bawangnya cukup banyak dan menumpuk, maka terpaksa menjual dengan harga yang murah,” ucap Cecep kepada Radartasik.id, Kamis, 11 Juli 2024.

Baca Juga:Warga Garut Diminta Waspada, Awasi Tahapan Pilkada 2024 Demi Demokrasi BersihAdu Progres Kandidat Pilkada Kota Tasikmalaya 2024, Siapa yang Bakal Diusung dan Daftar ke KPU?

Cecep menjelaskan bahwa daripada membawa bawang kembali ke Tasikmalaya yang berisiko menjadi buruk dan dibuang, lebih baik dijual meskipun dengan harga murah.

Sementara itu, Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, Lina Rochmawati, menyarankan agar bawang tersebut dijual di wilayah Tasikmalaya. 

Namun, karena sudah ada pangsa pasar di Kramat Jati yang membayar secara tunai, para petani lebih memilih menjual di sana.

0 Komentar