sumedangekspres – Red flag yang kini sering muncul dalam percakapan di media sosial. Istilah ini biasanya digunakan ketika seseorang berbagi tentang masalah dalam hubungan mereka yang terlihat tidak sehat atau tidak baik. Contohnya adalah perilaku pasangan atau orang yang mereka minati yang terlalu posesif, suka mengatur, memiliki perilaku tidak setia, atau bersikap kasar.
Dalam konteks pendekatan (PDKT) atau hubungan, “red flag” menjadi penanda atau indikasi bahwa ada potensi masalah atau kekhawatiran yang perlu diperhatikan. Ini dapat membantu seseorang untuk lebih waspada atau mengambil tindakan yang tepat dalam menjalani hubungan atau proses pendekatan dengan orang lain.
Sebenarnya dimaksud dengan istilah “red flag” dalam konteks hubungan percintaan. Istilah ini mengacu pada tanda peringatan yang menunjukkan perilaku yang tidak sehat atau manipulatif dalam hubungan. Istilah ini juga sering kali digunakan untuk mendeskripsikan hubungan yang toksik atau penuh kekerasan, yang dapat muncul dalam berbagai jenis hubungan: baik dengan teman, kolega, anggota keluarga, maupun pasangan.
Baca Juga:8 Manfaat Air Kelapa, Cocok di Konsumsi Ketika Cuaca Panas
Red flag bisa mencakup perilaku seperti narsisme, agresi, perilaku korbanisasi (mengaku sebagai korban padahal sebenarnya pelaku), atau perilaku kasar. Penting untuk menyadari dan mengenali tanda-tanda bahaya ini agar kita dapat menghindari terjebak dalam hubungan yang berpotensi merugikan.
Ketika kita menemukan red flag dalam hubungan, penting untuk berhenti sejenak dan merenungkan keadaan hubungan tersebut. Perilaku toksik dalam hubungan sering kali tidak terlihat secara jelas atau bahkan dianggap wajar, meskipun dampaknya bisa sangat berbahaya dan merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kesadaran akan tanda-tanda ini penting untuk melindungi diri sendiri dan menjaga kesehatan hubungan yang sehat dan positif.
1 Perilaku yang terlalu mengontrol (posesif) adalah red flag utama dalam hubungan.
Orang yang mencoba mengendalikan gerakan, keputusan, atau keyakinan lebih mementingkan apa yang mereka inginkan daripada apa yang terbaik bagi kamu. Dalam hubungan yang sehat, terdapat ruang untuk kompromi dan pemahaman terhadap perbedaan. Jadi, jika seorang pria atau wanita mencoba mengontrol apa yang kamu kenakan atau ke mana kamu pergi, ini dapat menjadi tanda peringatan yang jelas. Dalam hubungan yang sehat, tidak ada satu pun orang yang berhak mengendalikan tindakan orang lain.