Tantangan dan Intrik di Kelas
SMA Koudo Ikusei bukan sekolah biasa. Setiap siswa di sini punya tujuan masing-masing, dan nggak sedikit yang rela melakukan apa saja untuk mencapai puncak.
Ayanokouji harus menghadapi berbagai intrik dan persaingan di antara teman-temannya.
Meskipun dia cenderung menghindari masalah, terkadang dia terpaksa terlibat dalam konflik yang nggak bisa dihindari.
Baca Juga:Skandal Heboh! Kades Cantik Difitnah, Siap Gugat Media ke Jalur HukumOOTD Kondangan Hijab dengan Celana Kulot yang Bikin Kamu Tampil Stunning
Salah satu momen menarik di Volume 2 adalah saat Ayanokouji mencoba mendekati seorang siswa yang tampak kesepian.
Sayangnya, saat dia merasa sudah siap untuk memulai percakapan, siswa tersebut sudah lebih dulu didekati oleh orang lain.
Ini menggambarkan betapa sulitnya membuat teman di lingkungan yang kompetitif seperti Koudo Ikusei.
Refleksi dan Perkembangan Karakter
Selama cerita, Ayanokouji sering merenung tentang apa arti persahabatan. Dari mana asal teman?
Apakah persahabatan terbentuk dari sering makan bareng atau pergi ke kamar mandi bersama?
Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan kebingungan Ayanokouji dalam memahami dinamika sosial di sekolah.
Namun, di balik semua itu, ada perkembangan karakter yang menarik. Ayanokouji mulai memahami bahwa persahabatan nggak bisa dipaksakan.
Terkadang, persahabatan terbentuk secara alami seiring berjalannya waktu.
Baca Juga:Tren OOTD Pantai Hijab Gamis Terkini yang Bikin Instagram Kamu Makin Hits! Awas Terkecoh, Ini Cara Membedakan Converse Asli dan Palsu Sebelum Membelinya
Volume 2 ini memberikan kita wawasan tentang bagaimana Ayanokouji mulai membuka diri dan menerima teman-teman di sekitarnya.
Berikut adalah percakapan menarik yang menggambarkan dinamika antara Ayanokouji Kiyotaka dan teman-temannya di SMA Koudo Ikusei.
Di Kelas Saat Jam Istirahat
Ayanokouji Kiyotaka: “Upacara masuk kemarin benar-benar membosankan, ya. Aku hampir ketiduran saat kepala sekolah berbicara.”
Suzune Horikita: “Tentu saja. Mereka selalu penuh dengan kata-kata klise. Tapi, itu hanya awal. Yang lebih penting adalah bagaimana kita bertahan di sini.”
Ayanokouji Kiyotaka: “Kamu benar. Bertahan hidup di sekolah ini sepertinya tidak akan mudah. Teman-teman sekelas kita terlihat serius sekali.”
Kouhei Katsuragi: “Ya, semua orang di sini punya ambisi masing-masing. Jangan remehkan mereka, Kiyotaka.”
Ayanokouji Kiyotaka: “Aku hanya berharap kita bisa melewatinya tanpa terlalu banyak drama.”
Suzune Horikita: “Jangan berharap terlalu banyak. Setiap langkah kita akan diawasi. Bahkan mencari teman saja bisa menjadi tantangan.”