3. Glomerulo Filtration Rate (GFR): Tes ini mengukur laju filtrasi glomerulus, yaitu seberapa efisien ginjal menyaring zat-zat sisa dari darah. GFR adalah indikator utama fungsi ginjal.
4. Kreatinin Darah: Kreatinin adalah produk sampingan metabolisme otot yang biasanya diekskresikan melalui ginjal. Tes kreatinin darah digunakan untuk menilai tingkat fungsi ginjal. Peningkatan kadar kreatinin dalam darah dapat menunjukkan adanya gangguan pada ginjal.
Selain pemeriksaan rutin di atas, terdapat juga pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan:
Baca Juga:Kamu Ingin Diet Cepat 30 Hari?, Inilah Rekomendasi Menu AndalannyaRekomendasi Aneka Resep Masakan Harian yang Praktis
– Biopsi Ginjal: Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel kecil jaringan ginjal untuk dianalisis di bawah mikroskop, biasanya dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat tentang penyakit ginjal tertentu.
– Tes Albumin dalam Darah: Pemeriksaan ini mengukur kadar albumin dalam darah, karena albumin yang tinggi dalam urine dapat menandakan kerusakan ginjal.
– Tes Elektrolit dalam Darah dan Urine: Tes ini memeriksa kadar elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida dalam darah dan urine, yang penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
– Sistoskopi atau Ureteroskopi: Prosedur ini menggunakan alat khusus untuk memeriksa saluran kemih dan ureter untuk deteksi batu ginjal atau kelainan lainnya.
Sebelum menjalani pemeriksaan fungsi ginjal, penting untuk berbicara dengan dokter untuk memahami prosedur dan persiapan yang diperlukan. Misalnya, beberapa obat mungkin perlu dihentikan sementara sebelum pemeriksaan untuk menghindari pengaruh pada hasil tes. Memahami prosedur ini akan membantu mempersiapkan diri dengan baik sebelum menjalani pemeriksaan.(*)