Macan Tutul Masuk ke Pemukiman, Diusir Dengan Kotoran Singa

Macan Tutul Masuk ke Pemukiman, Diusir Dengan Kotoran Singa
Macan Tutul Masuk ke Pemukiman, Diusir Dengan Kotoran Singa (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Macan Tutul Masuk ke Pemukiman, Diusir Dengan Kotoran Singa.

Desa Gunungmanik di Kabupaten Kuningan berhasil menemukan cara ampuh untuk mengusir macan tutul yang sering mendekati pemukiman warga. Dengan menggunakan kotoran singa, upaya tersebut ternyata membuahkan hasil yang memuaskan.

Dalam dua hari terakhir, sejak Rabu, 17 Juli 2024, keberadaan macan tutul di sekitar Desa Gunungmanik tidak lagi terpantau. Padahal sebelumnya, hewan tersebut hampir setiap hari terlihat oleh warga sejak kemunculan pertamanya pada Selasa, 9 Juli 2024.

Upaya pengusiran ini dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Gunungmanik bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Setelah berbagai strategi dicoba, penggunaan kotoran singa akhirnya terbukti efektif. Warga desa kini dapat bernapas lega, karena ancaman dari macan tutul yang sering turun gunung ke area pemukiman sudah berkurang.

Baca Juga:Penemuan Jenazah di Tangga Mall Hebohkan WargaTransformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Integrasi Layanan Primer di Sumedang

Juhari, Kepala Desa Gunungmanik, menyatakan bahwa setelah kotoran singa ditebar di beberapa titik strategis, macan tutul tidak lagi mendekati pemukiman. “Alhamdulillah, setelah kami menebar kotoran singa, macan tutul sudah tidak terlihat lagi mendekat ke pemukiman selama dua hari ini,” ujar Juhari pada Rabu, 17 Juli 2024.

Juhari juga menambahkan bahwa jika diperlukan, tim gabungan akan terus memantau dan menambah jumlah atau memindahkan lokasi penebaran kotoran singa untuk memastikan macan tutul menjauh dan kembali ke habitat aslinya di hutan. “Semoga macan tutul terus menjauh dan kembali ke hutan,” tambahnya dengan optimis.

Selain itu, meskipun aktivitas warga berangsur normal, beberapa orang tua tetap berhati-hati. Anak-anak yang berangkat sekolah masih diantar oleh orang tua masing-masing dengan kendaraan pribadi. Juhari juga memastikan bahwa tidak ada rencana pembelajaran daring dan angkutan khusus untuk siswa belum diberlakukan. “Alhamdulillah, aktivitas kembali normal. Anak-anak diantar dengan motor oleh orang tuanya, tidak ada wacana pembelajaran daring,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan menginformasikan bahwa tim gabungan yang terdiri dari BKSDA, BPBD, TNI/POLRI, tokoh masyarakat, dan warga setempat telah melakukan patroli selama 24 jam. Upaya ini dilakukan untuk memantau dan mengusir macan tutul yang sering mendekati pemukiman.

0 Komentar