sumedangekspres – CICALENGKA – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Bina Muda yang berlokasi di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, memberikan edukasi yang menyeluruh kepada siswa baru. MPLS tidak hanya sekadar pengenalan lingkungan sekolah, tetapi juga memuat berbagai materi penting termasuk bahaya perundungan.
Pada hari pertama MPLS, para siswa baru diajak untuk memahami Widyatama Mandala serta sejarah SMA Bina Muda. Namun, yang menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini adalah pentingnya kesadaran terhadap bahaya perundungan atau bullying. Edukasi ini dirancang agar para siswa baru dapat memahami dan menghindari perilaku negatif tersebut.
Agung Rizki Pratama, Humas SMA Bina Muda, menjelaskan bahwa edukasi mengenai bahaya perundungan sangat penting agar siswa baru tidak terjebak dalam kenakalan remaja, khususnya di lingkungan sekolah.
Baca Juga:MPLS 2024 SMAN 1 Sumedang Resmi BerakhirSekelumit Perjalanan Sejarah AMDK Tirta Medal
“Edukasi detilnya dilakukan oleh bagian kesiswaan, namun secara garis besar kita menolak tegas terhadap segala bentuk kekerasan atau perilaku negatif lainnya, termasuk perundungan,” ujar Agung.
Menurut Agung, perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain tidak bisa ditoleransi di SMA Bina Muda. Oleh karena itu, sekolah ini menekankan pentingnya menghindari dan mencegah perundungan kepada seluruh siswa baru.
“Makanya dalam pelaksanaan MPLS ini, semua guru dilibatkan, termasuk dalam mengawasi aktivitas OSIS yang juga bertindak sebagai panitia,” tambahnya.
Pelaksanaan MPLS di SMA Bina Muda berlangsung selama empat hari mulai dari Senin (15/70 hingga Kamis (18/7), dari pukul 07.00 hingga 14.45. Pada hari terakhir, kegiatan puncak berupa kemping bersama di Kiara Payung, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, akan diadakan.
“Puncak kegiatannya itu hari Jumat, di luar jadwal MPLS yang empat hari itu. Kita lakukan kemping bersama di Kiara Payung,” terangnya.
Agung menjelaskan bahwa untuk mencegah potensi perpeloncoan, semua guru diharuskan ikut serta dalam kemping bersama siswa baru.
“Siswa diawasi oleh panitia, dan panitia diawasi oleh guru. Selain itu, orang tua siswa juga diperbolehkan datang untuk membawakan makanan atau perlengkapan yang kurang,” jelasnya.
Baca Juga:Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang Terbuka untuk Semua KalanganLingkar Mahasiswa Sumedang (LMS) Bangkitkan Pemuda untuk Bonus Demografi 2045
Kemping bersama ini menjadi momen tahunan yang dinanti-nanti. Pasalnya, para mantan tenaga pendidik Bina Muda juga diundang untuk bersilaturahmi.