Meskipun tindakan Suardi tidak dapat dibenarkan, kejadian ini juga membuka mata kita semua akan perlunya sistem yang lebih transparan dan adil dalam pelayanan kesehatan.
Pengalaman Keluarga Pasien
Salah satu anggota keluarga pasien, yang tidak ingin disebutkan namanya, menceritakan pengalamannya dengan nada penuh kekecewaan.
Ia merasa bahwa tindakan Suardi sangat tidak manusiawi, terutama karena mereka sudah berada dalam situasi yang sangat sulit dengan kehilangan bayi mereka.
Baca Juga:Waspada! Polio Menular Lewat Tinja dan Air LiurTak Disangka! Ini yang Dilakukan Panji Gumilang Menghirup Udara Bebas
“Kami sudah membayar semua biaya yang diminta, tapi kenapa kami diperlakukan seperti ini?” katanya dengan nada emosional.
Langkah Rumah Sakit
Pihak RSUD AM Djoen Sintang segera mengadakan pertemuan internal untuk membahas langkah-langkah perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Direktur Ridwan Pane menegaskan bahwa setiap petugas ambulans harus memahami dan menjalankan prosedur yang sudah ditetapkan, termasuk transparansi biaya dan komunikasi yang baik dengan keluarga pasien.
Dampak Jangka Panjang
Kasus ini bukan hanya menjadi perhatian masyarakat lokal, tapi juga menjadi sorotan media nasional.
Banyak pihak mendesak agar regulasi dan pengawasan terhadap layanan ambulans diperketat.
Artikel ini telah tayang di pasundan pasundanekspres.co dengan judul Sopir Ambulans Turunkan Jenazah Bayi di SPBU Karena Uang BBM
Selain itu, kejadian ini juga membuka diskusi tentang perlunya standar nasional untuk pelayanan ambulans, termasuk dalam hal biaya BBM dan tanggung jawab sopir.
Baca Juga:Review Realme GT6 Indonesia Realme yang DirindukanCobain Laptop Gaming TERMURAH dari Asus A15… ! Ini Spek Asus Laptop A15 Menggila
Di akhir hari, kejadian ini mengajarkan kita semua tentang pentingnya empati, komunikasi yang baik, dan profesionalisme dalam memberikan pelayanan