sumedangekspres – PASEH – Beberapa warga korban terkena dampak pembebasan tanah pembangunan PLTA Jatigede di Desa Karedok, Desa Kadujaya Kecamatan Jatigede dan Desa Cipeles Kecamatan Tomo bersikap terkait permasalahan pendampingan yang akan tetap dilakukan bersama Yudi Tahyudin, Rabu (17/7/24) malam.
Perwakilan warga dari tiga desa, Kadir membacakan pernyataan sikap dan penyampaian terhadap permasalahan pendampingan lahan masyarakat yang terdampak oleh pekerjaan PLTA Jatigede.
“Melihat permasalahan yang terjadi terhadap tokoh реmbela masyarakat 3 desa, dimana dari awal Yudi Tahyudin telah mendampingi kami. Dia sudah sangat berkorban waktu, tenaga, pikiran dan uang dari tahun 2019 sampai dengan 2024 melakukan pendampingan ke masyarakat,” katanya.
Baca Juga:Impresi Aero Aswar Pakai Galaxy Z Fold6: Experience Baru, Like Never Before!Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana Mengapresiasi Amanah PWI Pusat Menjadi Pengajar di Sekolah Jurnalisme
Namun, lanjut dia, tokoh yang selama ini membantu masyarakat ini didzolimi.
“Kami tidak pernah mengenal LSM GMBI. Kami tahu, hanya Yudi Tahyudin yang membela kami. Untuk itu, kami sampaikan sikap bahwa kami tetap dengan Yudi Tahyudin,” tandasnya.
Ditegaskan, pihaknya tidak butuh LSM GMBI. “Kami tidak butuh LSM GMBI, pada saat kami merasa susah, dimana orang-orang DPP LSM GMBI berada? Dimana? mereka berkorban uang, tenaga, waktu, dan pikiran disaat kami ini merasa susah. Hanya tokoh Yudi Tahyudin yang mau membantu kami,” tegasnya.
Ditegaskan, pihaknya sekali lagi menyatakan sikap, tidak butuh LSM GMBI.
“Karena kami yang tahu perjuangan tokoh Yudi Tahyudin dari 2019 sampai 2024. Jangan hanya masalah Organisasi, Yudi Tahyudin dihilangkan Dalam masalah pendampingan kami,” katanya lagi
Sekali lagi, dirinya bersama warga tidak rela. Masyarakat yang dirugikan karena tanah yang belum dibayar.
“Kami tetap berjuang dengan Yudi Tahyudin. Apapun yang terjadi, kami siap di depan untuk semua ini Jangan ganggu kami. Jangan kalian datang setelah sudah mau dibayar Baru kalian jadi pahlawan kesiangan. Sekali lagi kami katakan kami yang dirugikan punya tanah, kami yang korban dan jangan cari manfaat dari penderitaan kami,” geramnya. (bim)