sumedangekspres – Awal mula terbentuknya Konservasi Penangkaran Penyu di Batu Hiu dimulai dengan inisiatif Bapak Idin Saepudin, seorang tokoh yang sangat peduli terhadap keberlangsungan penyu. Pada tahun 1983, kelompok biota laut di Batu Hiu dibentuk dengan fokus tidak hanya pada penyu, tetapi juga terumbu karang dan berbagai spesies ikan laut lainnya.
Namun, pada tahun 2006, Tsunami Pangandaran menghantam wilayah tersebut dengan keras, menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap infrastruktur dan lingkungan Biota Laut Batu Hiu. Meskipun demikian, semangat dan tekad Bapak Idin tidak surut. Ia berhasil mendirikan kembali Konservasi Penangkaran Penyu yang kini masih beroperasi. Lokasi konservasi dipindahkan ke seberang jalan dari Batu Hiu karena kondisi awal yang tidak memungkinkan akibat abrasi pantai pasca-tsunami.
Konservasi Penangkaran Penyu Batu Hiu awalnya mengelola 5 dari total 7 spesies penyu di dunia, termasuk Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Pipih, Penyu Tempayan, dan Penyu Lekang. Keanekaragaman spesies ini menjadikan konservasi di Batu Hiu sebagai salah satu yang terlengkap di dunia untuk penyu. Namun, saat ini hanya tersisa 4 spesies penyu yang diurus di sana.
Baca Juga:Di Museum Nyamuk Pangandaran Pengunjung Dapat Mengeksplorasi Berbagai Aspek yang Terkait dengan NyamukTaman Wisata Alam Pangandaran Menikmati Keragaman Flora dan Fauna
Pelepasan tukik (anak penyu) biasanya menjadi acara tahunan di konservasi ini, tetapi dalam beberapa tahun terakhir kegiatan ini terhenti karena tidak adanya penyu yang menetas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tingginya kepadatan penduduk dan dampak besar dari abrasi pantai akibat tsunami.
Dengan demikian, konservasi ini tidak hanya menjadi tempat penting untuk pelestarian penyu, tetapi juga mencerminkan perjuangan keras untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut di Pangandaran, khususnya dalam konteks perlindungan terhadap spesies penyu yang semakin rentan.
Pakan Konservasi
Peran pemerintah dalam Konservasi Penangkaran Penyu di Batu Hiu sangat minim. Meskipun pernah ada dukungan pemerintah di masa lalu, saat ini konservasi ini tidak mendapatkan bantuan finansial atau logistik sedikit pun dari pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan pakan penyu, pengelola konservasi mengandalkan donasi dari para wisatawan yang mengunjungi tempat ini. Namun, tidak setiap hari ada wisatawan, bahkan bisa terjadi tidak ada kunjungan sama sekali selama satu bulan.