sumedangekspres – Pengunduran diri Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dari pencalonan presiden, yang dilakukan melalui unggahan di platform X pada Minggu (21/7).
Keputusan ini diambil untuk kepentingan partai dan negara. Biden juga mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya dalam pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada bulan November mendatang.
Pengunduran diri Biden ini terjadi setelah banyak anggota Partai Demokrat memintanya mundur. Sebelum keputusan ini diambil, Biden sempat menjadi sorotan publik karena beberapa insiden yang terjadi selama masa jabatannya.
Baca Juga:Sinopsis Film The Humanity Bureau Menceritakan Tentang Noah KrossJangan Sampai Salah Pilih, Ini Karakter-karakter Calon Suami yang Harus di Hindari
Insiden Salah Sebut Nama Zelensky terjadi pada 11 Juli, saat pidato di konferensi tingkat tinggi NATO di Washington. Biden salah menyebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia sebenarnya bermaksud mengundang Zelensky untuk menyampaikan pidato, namun mengucapkan, ‘Dan saya ingin menyerahkan ke presiden Ukraina, yang punya keberanian yang sama besar dengan tekadnya, hadirin sekalian, Presiden Putin,’ yang kemudian dilansir dari berbagai sumber.
Kesalahan Sebut Trump sebagai Wapres juga terjadi pada pertengahan Juli, ketika Biden salah menyebut Wakil Presiden Kamala Harris sebagai ‘Wakil Presiden Trump.’ Saat itu, dalam pembicaraan apakah Harris memenuhi syarat untuk menjadi calon presiden dan mengalahkan Trump, yang merupakan saingannya pada Pilpres 2020 dan kini menjadi saingan Harris setelah pengunduran dirinya, Biden mengatakan, ‘Dengar, saya tidak akan memilih Wakil Presiden Trump untuk menjadi wakil presiden [jika] saya pikir dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden,’ seperti yang dikutip dari CNBC.
Dalam pidato di Wisconsin pada 25 Januari, Biden menyebut Trump sebagai ‘professor’ saat membandingkan pertumbuhan sosial-ekonomi AS saat ini dengan masa pemerintahan Trump. Biden menyebutkan bahwa AS sekarang jauh lebih baik karena adanya belasan juta pekerjaan baru dan akses internet yang meluas, yang membantu roda perekonomian. Ia juga menyoroti angka pengangguran yang berkurang drastis hingga mencapai angka terendah dalam 50 tahun terakhir. Namun, saat menyampaikan hal ini, Biden tergelincir menyebut Trump sebagai ‘professor’ yang seharusnya ‘predecessor.’
Selain itu, Biden juga terlibat dalam Insiden Salah Sebut Negara dan Nama PM. Saat bertemu kepala negara Nordik di Finlandia pada Juli 2023, Biden salah menyebut perwakilan Irlandia sebagai Islandia, dan segera meminta maaf atas kesalahannya. Di konferensi pers lainnya, Biden lupa nama Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dan menyebutnya sebagai ‘that fella down under.’