Menurut Ipa, mengelola keluarga sama pentingnya dengan mengelola perusahaan atau organisasi.
Diperlukan aturan yang jelas agar semua terarah, tertib, dan terorganisir.
“Mengasuh dan mendidik anak membutuhkan komitmen bersama yang didasarkan pada ilmu, strategi, dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ketika individu orang tua rapuh, anak-anak juga cenderung rapuh,” jelasnya.
Ipa berharap Hari Anak Nasional menjadi momen refleksi dan aksi nyata untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak.
Baca Juga:Kasus DBD Meningkat Pesat: 153 Pasien Dirawat Sejak JanuariAtap Tiga Kelas di Raudhatul Athfal Indihiang Ambruk, Proses Belajar Mengajar Terhenti
Semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, maupun individu, harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Hanya dengan demikian, ancaman kekerasan dalam keluarga dan masalah lain yang membayangi pertumbuhan anak dapat diatasi secara efektif.
Pada akhirnya, perlindungan terhadap anak-anak tidak hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi tanggung jawab bersama.
Dengan komitmen dan upaya bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, yang bebas dari ancaman kekerasan dan berbagai masalah sosial lainnya.
Hari Anak Nasional bukan hanya perayaan, tetapi juga pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih sayang.
Demikian pembahasan mengenai Meningkatnya Kekerasan Keluarga: Ancaman Serius bagi Pertumbuhan Anak di Indonesia.***
Artikel ini sudah tayang di Radar Tasik dengan judul “Kekerasan dalam Keluarga Masih Membayangi Pertumbuhan Anak“