Sejarah Lingga Sumedang: Monumen Legendaris di Alun-Alun Sumedang

Sejarah Lingga Sumedang: Monumen Legendaris di Alun-Alun Sumedang
Sejarah Lingga Sumedang: Monumen Legendaris di Alun-Alun Sumedang (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Lingga Sumedang: Monumen Legendaris di Alun-Alun Sumedang.

Mengunjungi Alun-alun Sumedang tak akan lengkap tanpa menyinggah atau sekadar melihat Monumen Lingga yang berdiri megah di tengahnya.

Monumen yang telah berusia hampir satu abad ini menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah Sumedang dan menyimpan banyak makna bagi masyarakat setempat.

Monumen Lingga dibangun pada tahun 1922 oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai bentuk penghormatan terhadap Bupati Sumedang, Pangeran Aria Suriaatmadja, yang menjabat dari tahun 1883 hingga 1919.

Baca Juga:ODGJ Ikut Serta Bersihkan Kolong Jembatan Dari Sampah yang MenggunungHama Wereng Bikin Petani Rugi Besar

Pangeran Aria Suriaatmadja dikenal sebagai tokoh yang sangat berperan dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumedang pada masa pemerintahannya.

Struktur Monumen Lingga berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi masing-masing sekitar 10 meter.

Di sekeliling monumen terdapat anak tangga yang memudahkan pengunjung untuk naik, dan bangunan ini dikelilingi pagar yang memberikan kesan kokoh dan terawat.

Bagian bawah monumen terdiri dari bangunan berbentuk segi empat berteras, di atasnya terdapat struktur berbentuk setengah lingkaran, kemudian di atasnya lagi terdapat bangunan berbentuk segi empat yang lebih kecil, dan pada puncaknya berdiri bangunan berbentuk bulat.

Desain ini memberikan kesan bertingkat dan megah pada monumen.

Di sekitar bagian bawah yang berbentuk segi empat, terdapat inskripsi yang terukir pada keempat sisinya.

Pada sisi barat, inskripsi ditulis dalam huruf cacarakan (huruf Jawa), memberikan sentuhan lokal pada monumen tersebut.

Sisi utara menampilkan inskripsi dalam huruf Latin berbahasa Melayu, sedangkan sisi timur juga menggunakan huruf cacarakan.

Baca Juga:Meningkatnya Kekerasan Keluarga: Ancaman Serius bagi Pertumbuhan Anak di IndonesiaKasus DBD Meningkat Pesat: 153 Pasien Dirawat Sejak Januari

Di sisi selatan, inskripsi ditulis dalam huruf Latin dengan bahasa Sunda.

Keberagaman bahasa pada inskripsi ini menunjukkan betapa pentingnya monumen ini sebagai simbol kesatuan budaya dan sejarah.

Monumen Lingga tidak hanya berfungsi sebagai penghormatan terhadap Bupati Sumedang, tetapi juga sebagai bagian penting dari warisan sejarah kota.

Bangunan ini berdiri kokoh sebagai pengingat jasa-jasa Pangeran Aria Suriaatmadja dalam memajukan wilayah Sumedang dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.

Setiap elemen dari monumen ini mengandung nilai historis yang mendalam, mulai dari bentuk bangunan hingga inskripsi yang ada di setiap sisinya.

0 Komentar