sumedangekspres, SUMEDANG – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung menggelar acara Pelatihan Model Trauma Healing Berbasis Kearifan Budaya Lokal, bagi Guru-guru Bimbingan dan Konseling (BK) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sumedang, Kamis (25/7).
Kegiatan dilaksanakan di Pendopo Kawasan Pusat Pemerintahan Sumedang (KPPS) Jl Prabu Gajah Agung Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) FIP UPI Bandung.
Yang terdiri dari, Ketua Dr Anne Hafina MPd, anggota Prof Dr Nandang Rusmana MPd, Dr Setiawati MPd, Rina Nurhudi Ramdhani MPd, dan diikuti 42 peserta para guru BK SMP di Kabupaten Sumedang.
Baca Juga:Ayam Kampung, Peluang Usaha MenjanjikanSumedang Masuk ke Tatanan Internasional
Pada kesempatan tersebut Ketua Tim PKM FIP UPI Bandung Dr Anne Hafina MPd menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan kerjasama FIP UPI Bandung dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP di Kabupaten Sumedang, yang sudah dilaksanakan sejak tanggal 19 dan 20 Juli 2024 secara daring.
“Jadi kami menyajikan dulu konsep-konsep tentang bagaimana satu dinamika psikologis yang dialami oleh siswa ketika mengalami pengalaman yang traumatis, kemudian kami juga memberikan konsep mengenai bimbingan dan konseling atau dalam hal ini terkait dengan metode atau teknik yang diangkat dari peristiwa atau aktivitas yang terjadi di lingkungan sekitar kita yang sifatnya lokal untuk diangkat menjadi satu kearifan,” kata Dr Anne.
“Setelah daring selama dua hari, alhamdulillah bisa dilaksanakan pelatihan praktiknya secara langsung pada hari ini tanggal 25 Juli tahun 2024, dan peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 42 orang guru BK SMP di wilayah Kabupaten Sumedang,” imbuhnya.
Dengan kegiatan tersebut Dr Anne berharap, para guru BK di sekolah bisa memiliki keterampilan, memiliki kompetensi dalam membantu siswa di sekolah yang pernah mengalami pernah mengalami pengalaman traumatis.
“Pengalaman traumatis itu banyak bukan hanya bencana alam saja bisa juga terjadi di rumah, bisa terjadi di masyarakat, seperti isu yang diangkat oleh menteri pendidikan berkaitan dengan intoleransi, bullying dan tindak kekerasan,” ujarnya.
Lebih jauh Dr Anna mengatakan, pada dasarnya ini bagaimana para guru BK bisa membuat anak-anak tidak melakukan tindak kekerasan atau bullying dan juga bagaimana supaya siswa itu tidak dikenai bulying.