Endang menjelaskan bahwa anggota kelompoknya aktif terlibat dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, dan pendataan kondisi perkembangan tanaman mangrove tersebut.
Mereka juga aktif mengukur potensi cadangan dan serapan karbon dari tahun 2023 hingga 2026.
“Kami melakukan pengukuran seperti ketinggian pohon dan diameter batang untuk mangrove yang telah ditanam, serta melakukan penyulaman jika ada yang mati untuk menjaga 10 ribu mangrove yang telah ditanam. Semua data ini kami laporkan ke BRI setiap empat bulan,” ujar Endang.
Baca Juga:10 Ciri-ciri atau Tanda Seseorang yang Telah Mendapatkan HidayahTanda-tanda Hamil 1 Bulan Bisa dikenali Melalui Neberapa Gejala Awal
Endang menekankan bahwa semua kegiatan ini memiliki laporan terperinci. Data monitoring tersebut sangat penting karena akan menentukan kelulusan hidup bibit mangrove yang ditanam.
Mengenai kelulusan hidup bibit mangrove, Endang menyatakan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup bibit mangrove dari BRI mencapai sekitar 85-90%. Sisanya, bibit tersebut gagal hidup karena dipengaruhi oleh faktor cuaca dan serangan hama ulat.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan bahwa BRI secara konsisten mendukung pelestarian alam dengan menjaga pesisir pantai dari abrasi dan mengembalikan habitat hutan mangrove di Indonesia.
Ini merupakan bagian dari komitmen BRI untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai target bebas emisi karbon pada tahun 2060.
“Kami berharap kegiatan penanaman mangrove yang telah dilakukan memberikan manfaat bagi keberlanjutan dan kehidupan masyarakat. Selain itu, proses pelestarian tidak berhenti pada fase penanaman saja, tetapi juga harus dilanjutkan dengan perawatan untuk hasil yang maksimal. Kami menitipkan kepada masyarakat untuk menjaga dan melestarikannya,” ujar Catur.
Catur juga menambahkan bahwa selain penyaluran bantuan bibit mangrove, upaya nyata BRI dalam melawan perubahan iklim melalui program BRI Menanam – Grow & Green mencakup penanaman pohon di lahan-lahan kritis dan kegiatan transplantasi terumbu karang. “BRI Menanam – Grow & Green adalah wadah untuk mewujudkan praktik pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan, penyerapan karbon, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan perekonomian,” tegas Catur.
Sejak tahun 2023, program BRI Menanam – Grow & Green telah berhasil menanam sebanyak 42.800 bibit pohon, termasuk mangrove, cemara laut, dan tanaman produktif (durian, kopi, aren, pinus, pala, dan lainnya), serta mentransplantasi 2.430 fragmen terumbu karang di beberapa pulau Indonesia. Secara keseluruhan, program ini berpotensi menyerap karbon sebesar 9.653,51 ton CO2e per tahun.(*)