Menariknya, Dudin menyebutkan bahwa setidaknya 30 pedagang tergabung dalam paguyuban mereka, dan semuanya adalah warga setempat.
“Mereka orang sini semua. Orang sekitar Taman Kota, tidak ada yang dari luar daerah atau luar kota. Kami asli sini,” tegasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas PKL di Taman Kota juga menjadi bagian dari ekonomi lokal yang mendukung kehidupan warga sekitar.
Baca Juga:Plafon Ambruk, Warga Kaget dengan 3 Gempa dalam Dua HariLudes dalam Sekejap! Kandang Sapi dan Home Industri Tahu Terbakar, Penyebabnya Mengejutkan
Penertiban yang dilakukan di Alun-Alun Dadaha menimbulkan kecemasan bagi para PKL di Taman Kota. Apalagi, anggota Satpol PP sudah mulai berjaga sejak pukul setengah delapan pagi. “Sudah dari pagi berjaga.
Kami menjaga komunikasi dan koordinasi dengan Satpol PP. Kami juga mengerti mereka bekerja, kami pun juga mencari nafkah,” kata Dudin.
Pantauan Radar Tasikmalaya menunjukkan bahwa beberapa pedagang terlihat enggan membahas penertiban dan penjagaan yang sering dilakukan oleh Satpol PP.
Mereka takut memberikan tanggapan karena khawatir akan ditandai atau dicari oleh petugas berseragam.
Salah satu pedagang permainan pancing ikan, seorang perempuan, bahkan menyatakan kekhawatirannya dengan mengatakan, “Enging ka abdi narosna. Sieun lepat, ka aa itu we.”
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Iwan Kurniawan, MSi, belum memberikan jawaban saat dimintai konfirmasi mengenai penertiban tersebut.
Pada Kamis lalu, Iwan sempat mengunggah video yang menunjukkan anggotanya tengah memboyong gerobak dan lapak PKL di Taman Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:Kecelakaan Maut! Arini Putri Tewas Terlindas Truk LPGLink Nonton Anime Ponno Michi
Situasi ini mencerminkan dilema yang sering dihadapi oleh pemerintah kota dalam menegakkan aturan ketertiban umum di satu sisi, dan mempertahankan sumber mata pencaharian warga di sisi lain.
Artikel ini telah tayang di radartasik.disway.id dengan judul PKL di Taman Kota Juga Diawasi, Memohon Damai dengan Satpol PP Kota Tasikmalaya.
Diperlukan pendekatan yang manusiawi dan berimbang, serta dialog yang konstruktif antara semua pihak untuk menemukan solusi terbaik.
Bagi para PKL, harapannya sederhana mereka ingin tetap bisa mencari nafkah tanpa melanggar aturan, sambil terus berkontribusi pada kehidupan sosial dan ekonomi kota.