sumedangekspres – Stadion Dijadiin Tumbal? Karena Adanya Kebijakan Konser Musik, Kota Tasikmalaya baru-baru ini menjadi sorotan karena kebijakan pemanfaatan fasilitas umum untuk konser musik.
Stadion Wiradadaha, yang dikenal sebagai lokasi pertandingan sepak bola, kini terpaksa menjadi lokasi konser musik band Radja pada 3 Agustus 2024.
Kebijakan ini menimbulkan kontroversi, terutama karena lapangan upacara di Alun-Alun Dadaha, yang sebelumnya menjadi lokasi konser, kini tidak diizinkan untuk acara serupa.
Baca Juga:Polisi Gerebek Kontrakan yang Jadi Gudang Miras, Berita Lengkapnya di Sini!Link Nonton Anime FUUFU IJOU KOIBITO MIMAN Sub Indo
Stadion Dijadiin Tumbal?
Stadion vs. Lapangan Upacara: Kenapa Ada Perbedaan Perlakuan?
Pengurus Persikotas, Asep WK, menyatakan keheranannya terhadap kebijakan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Budaya (Disporabudpar) Kota Tasikmalaya.
Menurutnya, kebijakan yang memperbolehkan konser di Stadion Wiradadaha sedangkan lapangan upacara di Alun-Alun Dadaha tidak diizinkan untuk acara serupa merupakan sebuah kejanggalan. “Biasanya kan di lapangan upacara, kenapa sekarang jadi di stadion?” ungkap Asep.
Dulu, lapangan upacara di Alun-Alun Dadaha sering dipilih sebagai tempat konser musik karena lokasi ini lebih strategis dan biasanya tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.
Namun, kini kebijakan yang ada justru seolah mengabaikan kerusakan yang mungkin ditimbulkan di Stadion Wiradadaha, yang jelas-jelas dirancang untuk sepak bola dan bukan untuk acara besar lainnya.
Dampak dari Penggunaan Stadion untuk Konser
Stadion Wiradadaha, meskipun mungkin terlihat sebagai alternatif yang layak untuk konser, memiliki fungsi utama sebagai venue sepak bola.
Mengadakan konser di stadion dapat menyebabkan kerusakan pada lapangan, yang tentu saja mempengaruhi kualitas permainan sepak bola.
Baca Juga:Link Nonton Anime Hunter x Hunter (2011) Sub Indo, Pulau Paus yang MisteriusLink Nonton Anime Yamada-kun to Lv999 no Koi wo suru Sub Indo
“Kenapa di lapangan tidak bisa karena takut rusak, tapi di stadion mau rusak pun boleh?” tanya Asep dengan nada penuh tanya.
Sementara itu, pihak event organizer (EO) dari konser band Radja menyatakan kesiapan mereka untuk menanggung biaya perbaikan jika terjadi kerusakan pada stadion.
Namun, Asep berpendapat bahwa jika begitu, kebijakan serupa juga harus diterapkan pada lapangan upacara Alun-Alun Dadaha.
“Kalau penyelenggara siap memperbaiki kerusakan, harusnya diarahkan ke lapangan upacara, bukan ke stadion,” tegasnya.
Asep juga menyoroti dampak sosial dari penyelenggaraan acara besar di kawasan Dadaha.