Larangan ini tidak berlaku secara nasional, melainkan hanya di Karnataka. Menyusul kejadian tersebut, kementerian pendidikan India juga menegaskan adanya regulasi yang melarang penggunaan pakaian keagamaan di ruang kelas.
Kebijakan ini mencerminkan adanya tekanan terhadap kebebasan beragama di beberapa bagian negara tersebut, dan memicu ketegangan serta protes dari komunitas Muslim di India, yang menganggap larangan ini sebagai bentuk diskriminasi dan pelanggaran terhadap hak-hak mereka.”
3. Tajikistan
Tajikistan, yang mayoritas warganya beragama Islam, baru saja menerapkan aturan larangan penggunaan hijab pada Juni 2024. Langkah ini cukup mengejutkan, mengingat sekitar 96 persen dari 10 juta penduduk Tajikistan adalah Muslim.
Baca Juga:Spesifikasi Handphone Oppo K12x 5G, Sertifikasi Ketahanan Kelas MiliterCara Memilih Benih Kelapa Sawit Unggul Agar Tidak Menghambat Produksi
Pemerintah Tajikistan menyatakan bahwa regulasi baru ini bertujuan untuk melindungi nilai-nilai budaya nasional. Namun, kebijakan ini menimbulkan pertanyaan mengenai kebebasan beragama di negara tersebut.
Banyak pihak merasa bahwa larangan ini merupakan bentuk tekanan terhadap kebebasan beragama dan upaya untuk mengikis identitas keagamaan dalam kehidupan publik.”
4. Kanada
Kanada, yang terletak di Amerika Utara, memiliki daerah di Provinsi Quebec yang menerapkan larangan mengenakan simbol keagamaan bagi pegawai negeri seperti polisi dan guru. Selain hijab, larangan ini juga mencakup simbol-simbol keagamaan lain seperti kippa Yahudi dan salib Kristen jika dikenakan oleh pegawai negeri saat melayani masyarakat.
Larangan ini mencerminkan upaya untuk memisahkan agama dari kehidupan publik, tetapi juga menimbulkan kritik terkait diskriminasi terhadap kebebasan beragama. Kebijakan ini memicu perdebatan luas di Kanada, dengan banyak pihak yang berpendapat bahwa kebijakan tersebut melanggar prinsip-prinsip kebebasan dan hak asasi manusia.”
5. Kazakhstan
Kazakhstan, meskipun memiliki mayoritas penduduk Muslim, telah menerapkan larangan mengenakan hijab di lembaga pendidikan. Namun, larangan ini hanya berlaku di sekolah dan tidak mencakup penggunaan hijab di luar lingkungan pendidikan.
Kebijakan ini mencerminkan adanya batasan terhadap kebebasan beragama dalam konteks pendidikan, tetapi tidak sepenuhnya melarang hijab dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang melihat larangan ini sebagai upaya untuk mempertahankan sekularisme di lembaga pendidikan, namun komunitas Muslim mengkritik kebijakan ini sebagai pembatasan terhadap hak-hak mereka.
Larangan penggunaan hijab di berbagai negara mencerminkan ketegangan antara kebebasan beragama dan kebijakan sekularisme. Bagi muslimah, hijab bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga bagian penting dari identitas dan kepatuhan terhadap ajaran agama.”