Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima. Contohnya instruksi dari pelatih ke para pemain.
“Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity”. Selalu menggunakan kalimat sederhana dan terbuka. terpahami. Dengan mengetahui semua yang disampaikan mudah dicerna.
Baca Juga:Farhat Abbas Hadiri Sidang PK Saka Tatal yang Digelar Pada Hari IniTernyata Inilah yang Bikin Jin BTS Kesal Saat Lakukan Perjalanan ke Pulau Jeju
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia. “Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemiliknya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” tegas Dr Aqua Dwipayana yang rendah hati ini.
Terkait dengan rendah hati di tim cabang olahraga apapun jelas penulis banyak buku itu, salah satunya harus ditunjukkan oleh para pemain atau atlet senior kepada semua pemain junior. Rangkullah mereka seperti adik sendiri, sehingga selama bersama-sama di lapangan termasuk saat bertanding seluruhnya merasa nyaman.
“REACH” menurut laki-laki yang hobi membaca dan menolong banyak orang itu tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasinya pelaksanaannya terus-menerus.
Lebih jauh Dr Aqua Dwipayana mengatakan setiap manusia yang berhasil dilahirkan adalah hasil dari sperma juara yang sukses mengalahkan jutaan sperma lainnya membuahi sel telur. Jadi, kita memang terlahir sebagai juara yang tangguh. Maka, jika gagal sekalipun dalam berbagai kesempatan, kita tetap harus bersyukur karena belum tentu orang lain pernah mencobanya.