sumedangekspres, KOTA BANDUNG – Jawa Barat mendapatkan bantuan lima alat rontgen dada portabel x – ray untuk mempercepat penanggulangan penyakit tuberculosis (TBC).
Penjabat Gubernur Bey Machmudin menerima langsung x- ray portabel dari Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (2/8/2024).
“Kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah memberikan lima x-ray portabel untuk Jabar,” ujar Bey Machmudin usai acara Kampanye Tuberkulosis dan Peluncuran X-Ray.
Baca Juga:Wapres Ma'ruf Amin Lantik 1.079 Pamong Praja Muda IPDNJalankan Arahan Menteri AHY, Kanwil BPN Provinsi Maluku Utara Siap Implementasikan Sertipikat Tanah Elektronik
Menurut Bey, selanjutnya lima alat x- ray portabel tersebut akan didistribusikan ke rumah sakit dengan spesialisasi penyakit paru dan pernapasan. Masing – masing dua unit untuk RS Paru Rotinsulu Bandung (Ciumbuleuit), satu unit untuk RSHS Bandung, dan dua unit untuk RS Paru Gunawan (RSPG) Ciarua, Kabupaten Bogor.
“Sudah ada alokasinya, kemana – kemananya. Tempat penyimpanan alat juga sudah dialokasikan Kemenkes,” kata Bey.
Bey menyambut baik bantuan tersebut karena dapat mendeteksi penyebaran TBC secara lebih masif.
Selain serah terima bantuan x – ray protabel, dilakukan pula Deklarasi Dukungan Implementasi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Tuberkolosis di Tempat Kerja.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut Pulau Jawa menjadi tertinggi penularan TBC. Kemenkes akan bergerak cepat mendeteksi TBC salah satunya di Jabar, dengan bantuan x- ray portabel.
“(Provinsi) TBC tertinggi, nomor satu, semuanya hampir semua di Jawa karena populasinya paling tinggi (dibandingkan pulau lain). Jawa Barat otomatis paling tinggi karena populasinya paling banyak (di Jawa),” ucap Budi Gunadi.
Untuk menjangkau Jabar yang terdiri dari 27 kabupaten/kota memerlukan waktu lama, sehingga tidak memungkinkan untuk mendeteksi secara fisik. Namun deteksi bisa dimaksimalkan dengan metode tes dahak atau tes darah.
Baca Juga:Brand Value BRI Meroket 30% Jadi USD11,25 Miliar, Catatkan Pertumbuhan Tertinggi di Asia TenggaraPartai Golkar Pinang KDM Jadi Cagub Jabar
“Karena itu tidak bisa diobservasi secara fisik, jadi harus dengan metode rontgen atau tes darah atau tes dahak pakai alat yang namanya TCM seperti PCR,” sebutnya.
“Tapi ngeluarin dahaknya itu susah terutama untuk anak-anak, kalau dewasa mungkin lebih mudah. Itu sebabnya anak-anak lebih banyak pakai rontgen, cuma rontgen itu terbatas karena harus di rumah sakit. Itu sebabnya ini (x-ray) yang bisa dibawa (portabel),” jelas Budi.