“Dengan demikian tertanam dihatinya bahwa kemanapun dia pergi tuhan selalu melindunginya, dan cara tuhan melindungi adalah dengan memberi kesadaran penuh tentang situasi dan kondisi lingkunan dimana anak itu berada,” katanya.
Kedua Prediction (Memprediksi). Kemampuan selanjutnya yang harus dimiliki seorang anak adalah mampu memprediksi apa saja yang ada dilingkungan sekitarnya, memprediksi ketika akan ada bahaya yang akan menimpanya, memprediksi perilaku orang-orang disekitarnya, dan mampu menyimpulkan tindakan apa yang harus dilakukan ketika bahaya sedang mengancamnya.
“Jadi insting ini yang harus muncul disetiap anak, karena kita sebagai orangtua tidak bisa selalu berada didekatnya untuk melindungi,” tuturnya
Baca Juga:Didekati Parpol, Komitmen Jalur Independen, Kang Lucky: Ikuti Kehendak MasyarakatTiga Jam Damkar Padamkan Api di Ruko Sudarwan
Ketiga Preventive (Pencegahan). Ketika seorang anak sudah mampu memprediksi apa yang ada disekelilingnya, dan melihat ada bahaya yang mungkin dapat menimpa dirinya, maka hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah pencegahan. Bagaimana seorang anak mampu mencegah sesuatu yang berbahaya akan menimpa dirinya.
Misalnya, ketika seorang anak berjalan sendirian dan melihat sekelompok orang dewasa yang sedang mabuk dan berkumpul, tentunya kemampuan mencegahlah yang harus dimiliki. Seorang anak akan berpikir dua kali untuk meneruskan perjalanan seorang diri, atau meminta bantuan kepada orang yang lebih dewasa untuk mengantarnya pulang ke rumah.
“Disaat anak tidak memiliki sikap preventive, dia akan terus melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan bahaya yang ada dihadapannya,” jelasnya. Keempat Protection (Proteksi Diri). Memproteksi diri adalah tahapan terakhir dari konsep beladiri, yaitu membekali anak kita dengan kemampuan teknik beladiri yang mudah untuk dipelajari.
“Beladiri yang dimaksud adalah bagaimana seorang anak yang mempelajarinya mampu melepaskan diri dari bahaya orang yang melakukan kejahatan,” tandasnya
Ia juga mengungkapkan, konsep beladiri bukan hanya sekedar memukul, menendang, dan menangkis saja. Berlari dan berteriak pun, merupakan konsep pertahanan yang paling dasar.
“Yang jadi permasalahan adalah mampukah anak kita melakukan hal tersebut ketika dalam keadaan terdesak dan terancam. Hal tersebut mampu ditingkatkan ketika seorang anak mempelajari ilmu beladiri,” jelasnya.
“Keempat atau yang terakhir, konsep di atas harus diberikan oleh setiap pelatih seni beladiri kepada muridnya. Maka dari itu kegiatan ini dibuat agar para pelatih paham terkait konsep ini dan bagaimana metode melatih anak agar mereka paham dengan konsep 4P dalam seni beladiri,” tutup M Nur Alif. (ahm)