Pedagang di Conggeang Jadi Korban Hipnotis: Uang Senilai Rp 2 Juta Raib

ILUSTRASI: Seorang pedagang di Kecamatan Conggeang menjadi korban hipnotis dan mengalami kerugian hingga Rp 2
ISTIMEWA, ILUSTRASI: Seorang pedagang di Kecamatan Conggeang menjadi korban hipnotis dan mengalami kerugian hingga Rp 2 juta.
0 Komentar

sumedangekspres, CONGGEANG – Seorang pedagang di Dusun Cacaban 1 RT 01 RW 01 Desa Cacaban, Kecamatan Conggeang Alicka Nurfadilah harus meratapi nasibnya. Alicka harus kehilangam tas berisi uang Rp 2 juta, ATM, dan KTP setelah diduga dihipnotis oleh seorang pria yang mengaku sebagai pegawai koperasi.

Korban Alicka menuturkan, pelaku datang ke rumahnya pada waktu siang hari. Pelaku menggunakan sepeda motor Vario 125 berwarna merah.

Dikatakan Alicka, pria tersebut mengaku sebagai pegawai koperasi. Ciri-cirinya berkumis, kepala sedikit botak, serta berpenampilan rapi dan bersih. Pelaku juga mengenakan celana abu-abu, kemeja keabu-abuan, dan sepatu pantofel.

Baca Juga:Dony Makan Liwet dengan Warga Desa CisuratPameran Pekan Raya Sumedang, Arena Bermain Kurang Peminat

“Pria itu datang memperkenalkan diri sebagai pegawai koperasi dan mengaku sedang mencari nasabah,” kata Alicka, baru-baru ini.

Selain itu, lanjut Alicka, pelaku juga mengetahui nama tetangganya yang katanya sebagai nasabahnya.

“Hal itu membuat saya percaya. Dia datang membeli minuman di warung, lalu menawarkan pinjaman,” tutur Alicka.

Alicka mengatakan, awalnya pelaku meramal dan menanyakan siapa saja yang tinggal di rumah tersebut. 

“Ramalan pelaku sangat tepat, itulah yang membuat kami semakin percaya,” kata Alicka.

Alicka menuturkan, setelah itu pelaku meminta dirinya membawa garam yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air untuk didoakan. Dia juga meminta air tersebut harus disiram menggunakan air masjid yang berjarak cukup jauh dari rumah dan harus berjalan kaki.

Selain itu, lanjut dia, dirinya tidak diperbolehkan membawa apapun. Sedangkan tas dan ponsel disimpan di rumah sesuai perintah pelaku.

Baca Juga:Paskibraka Tingkat Kabupaten Sumedang Jalani Pelatihan dan PemusatanJalan Rusak di Desa Mekarjaya Sulitkan Mobilisasi Petani

“Pelaku menyuruh ibu saya membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas masing-masing tujuh kali di kamar yang ada tasnya. Karena tas saya, sebelum pergi ke mesjid saya simpan di kamar, tepat dibelakang ibu saya yang sedang dzikir secara khusus,” ungkapnya.

Namun, menurut Alicka, ketika ibunya belum selesai membaca dzikir yang dia suruh, pelaku meminta izin untuk pulang. 

“Sepertinya saat ibu saya sedang khusu dzikir saat itulah pelaku membawa tasnya,” tambah Alicka.

Saat pulang lagi ke rumah setelah pergi ke mesjid, Alicka baru menyadari bahwa sepeda motor pelaku sudah tidak ada.

0 Komentar