sumedangekspres – Ismail dan anak angkatnya Purnomo napak tilas mengenang momen saat melihat motor Eky dan Vina kecelakaan di Flyover Talun pada 27 Agustus 2016 silam.
Keduanya menyelami kenangan tersebut bersama Kang Dedi Mulyadi (KDM) dimulai dari Hotel Permata Hijau tempat Ismail dan Purnomo saat itu menginap. Keduanya datang ke Cirebon bermaksud melamar perempuan bernama Yeni.
Meski tak detail namun Ismail masih bisa menunjukkan di kamar mana ia menginap. “Pokoknya antara di kamar ini, 115 atau 116. Saya ingat motor parkir di depan kamar,” ucapnya.
Baca Juga:Vetsin produk yang Mengandung Monosodium Glutamat (MSG)Penemuan Mayat Laki-laki Tanpa Identitas yang Mengejutkan Warga di Desa Sirnamulya, Kabupaten Sumedang
KDM sempat meminta tolong pada pihak hotel untuk mengecek pembukuan pada Agustus 2016 silam. Namun sayangnya data yang terdokumentasikan hanya ada mulai tahun 2018.
Selanjutnya Ismail dan Purnomo menuju rumah saudara mereka, Nining di Plumbon. Tak lama mereka menuju Toko Majestyk membeli kue yang 2016 lalu diberikan kepada Yeni, calon tunangan Purnomo.
Setelah berkunjung ke toko kue, mereka pun menuju rumah Yeni. Namun kedatangan Ismail dan Purnomo yang didampingi KDM mendapat penolakan dari adik Yeni bernama Eva.
Meski sudah diberikan penjelasan oleh KDM maksud kedatangannya untuk menguji kesaksian Ismail dan Purnomo dalam misi menyelamatkan 7 terpidana yang dihukum seumur hidup, Eva tetap tak mengizinkan mereka berada di sekitar rumahnya.
Tak berlama-lama, napak tilas pun menuju titik terakhir yakni Flyover Talun. Di Lokasi Ismail dan Purnomo sempat lupa di mana mereka melihat motor Eky dan Vina kecelakaan. Namun setelah beberapa saat mereka bisa menunjukkan dengan tepat lokasi kecelakaan.
Menurut Ismail saat itu motor Eky dan Vina datang dari arah berlawanan. Mereka melihat motor tersebut sempat standing dan oleng sebelum akhirnya mengalami kecelakaan tunggal.
“Nah di sini motornya, Eky dan Vina,” ucap Ismail saat menunjukkan lokasi kecelakaan dekat salah satu tiang PJU Flyover Talun.
Baca Juga:BPIP Gandeng Pembak Klaten dan Universitas diponegoro Kuatkan Ideologi PancasilaCerita Rachel Rieva Bodori, Calon Paskibraka 2024 dari Papua Barat Daya, Akui Sempat Tak Percaya Diri
Dalam napak tilas tersebut KDM tak sedikit pun memberikan petunjuk pada Ismail maupun Purnomo. Hal itu sengaja ia lakukan untuk menguji apakah kesaksian keduanya benar atau tidak.
Setelah seharian napak tilas, KDM menyimpulkan keduanya jujur walaupun sempat bingung dan lupa karena kejadian sudah 8 tahun silam. “Saya hanya memastikan saja. Orang kalau bohong gak mungkin bisa sampai begini,” katanya.