sumedangekspres, KOTA – SMPN 5 Sumedang saat ini tengah menerapkan Kurikulum Merdeka (Kurmer) pada siswa kelas 7 dan 8. Dalam pelaksanaannya, sekolah tersebut telah menjalankan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Merdeka, yang membedakan adalah adanya penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek P5 ini dilaksanakan setiap hari Jumat.
Plt Kepala Sekolah SMPN 5 Sumedang, H Iryan Resmana M Pd, melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Imas Encas Suhelah M Pd, menyampaikan bahwa kegiatan P5 di sekolah tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter siswa.
“Pada hari Jumat, siswa-siswa melaksanakan proyek P5. Untuk kelas 7, temanya adalah ‘Bangunlah Jiwa dan Raganya,’ yang difokuskan pada pengembangan karakter anak,” ungkap Imas kepada Sumeks, Selasa (13/8).
Baca Juga:Bagus Tersambar Api Saat Rumahnya KebakaranJalan Berlubang di Pom Bensin Tugu Tahu Bahayakan Pengendara
Imas menambahkan bahwa SMPN 5 Sumedang bekerja sama dengan Kodim 0610 Sumedang untuk menerapkan disiplin di kalangan siswa. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Situ untuk program kesehatan seperti pemberian tablet tambah darah kepada siswa setiap hari Rabu.
“Bagi siswa kelas 8, tema P5 adalah ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’, di mana siswa diajarkan untuk memanfaatkan kain perca menjadi barang-barang berguna seperti taplak meja. Siswa belajar menjahit dan menyulam secara manual. Harapannya, mereka bisa memiliki keterampilan yang bermanfaat di masyarakat,” jelas Imas.
Imas juga menekankan pentingnya program P5 dalam membangun kemandirian siswa.
“Dengan adanya P5, siswa diharapkan dapat mandiri, menentukan arah hidup, dan mengenal berbagai profesi,” katanya.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka mengajarkan guru untuk melihat setiap anak sebagai individu yang unik dengan potensi masing-masing, sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Meskipun SMPN 5 Sumedang telah memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk pembelajaran mandiri, Imas berharap ada pelatihan khusus bagi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
“Kami berharap adanya pelatihan khusus agar kompetensi guru dapat lebih ditingkatkan, sehingga pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka bisa dilakukan secara profesional,” tutupnya. (ahm)