Tragis, Bayi Kembar Harus Merenggang Nyawa Akibat Serangan Udara Israel saat Sang Ayah Hendak Ambil Akta

Tragis, Bayi Kembar Harus Merenggang Nyawa Akibat Serangan Udara Israel saat Sang Ayah Hendak Ambil Akta
(id.pinterest.com) Tragis, Bayi Kembar Harus Merenggang Nyawa Akibat Serangan Udara Israel saat Sang Ayah Hendak Ambil Akta
0 Komentar

sumedangekspres – Bayi kembar di Palestina tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Peristiwa tragis ini terjadi ketika sang ayah sedang berada di kantor pemerintah untuk mengurus akta kelahiran anak-anaknya.

Serangan udara yang menghantam apartemen mereka mengakibatkan hancurnya kebahagiaan keluarga yang baru saja menyambut kelahiran bayi kembar mereka.

Baca Juga:HYBE Akhirnya Angkat Bicara Saat Penggemar Banyak Keluarkan Protes Agar Suga Dikeluarkan dari BTSWow! Pantes Kaya Raya, Sandra Dewi Diduga Dapat Uang Senilai Rp3,1 M Hasil dari Korupsi Harvey Moeis

Bayi yang baru berusia empat hari, yaitu Asser (laki-laki) dan Ayssel (perempuan), kehilangan nyawa dalam insiden tersebut.

Ayah mereka, Mohammed Abu al-Qumsam, menyampaikan berita duka ini sambil menangis kepada Anadolu. Qumsam mengatakan,

“Saya baru saja mendapatkan akta kelahiran untuk bayi kembar saya, Ayssel dan Asser,” ungkapnya, Rabu, 14 Agustus 2024.

Saat serangan berlangsung, Qumsam berada di kantor pemerintah untuk menyelesaikan administrasi kelahiran.

Ia terkejut dan hancur saat menerima telepon yang memberitahukan bahwa bayi-bayinya telah meninggal dunia.

Bayi kembar tersebut lahir pada 10 Agustus 2024 dari ibunya, Jumana Arafah, yang juga tewas dalam serangan tersebut.

Keluarga itu sebelumnya telah mengungsi dari Gaza Utara untuk menyambut kelahiran bayi kembar melalui persalinan caesar.

Baca Juga:Buntut Dari Kasus Dokter Bundir: Kemenkes Berhentikan PPDS Anestesi di RS KariadiTetaplah Waspada! Ini Dia Dampak dari Gempa Megathrust yang Diperkirakan Akan Terjadi di Indonesia

Qumsam menyatakan bahwa Ayssel dan Asser merupakan simbol kebahagiaan mereka, dan kini semua kebahagiaan itu telah lenyap.

“Ayssel dan Asser adalah awal dan akhir dari kebahagiaan saya. Sekarang semuanya telah hilang,” ujar Qumsam dengan penuh kesedihan.

Diketahui bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel telah menyebabkan kematian sekitar 39 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.

Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, laporan menyebutkan bahwa serangan di Gaza telah menambah jumlah korban sebanyak 70 orang.

0 Komentar