sumedangekspres – Apakah Ibu Hamil Boleh Dikerok?
Saat hamil, keluhan seperti pegal, nyeri otot, dan kembung sering kali dirasakan. Untuk meringankan keluhan ini, banyak ibu hamil yang ingin mencoba kerokan. Namun, apakah praktik ini aman untuk ibu hamil?
Sebenarnya, apakah ibu hamil boleh dikerok tergantung pada metode kerokan yang digunakan serta kondisi kesehatan ibu hamil itu sendiri. Kerokan adalah teknik yang melibatkan gesekan alat kerokan, seperti koin, pada permukaan kulit dengan tujuan melancarkan peredaran darah. Metode ini umumnya digunakan untuk mengatasi keluhan seperti masuk angin, demam, dan pegal-pegal.
Fakta Kerokan untuk Ibu Hamil
Saat mengalami keluhan seperti masuk angin, banyak ibu hamil (Bumil) yang berpikir untuk mencoba kerokan. Meski kerokan bisa membantu meringankan keluhan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa praktik ini aman. Berikut adalah panduan tentang kerokan untuk ibu hamil:
Baca Juga:Peran dan Cara Menerapkan Feeding Rules untuk AnakInilah Ciri Darah Keguguran Hamil Muda yang Perlu Diwaspadai
1. Kerokan Harus Dilakukan dengan Lembut – Untuk ibu hamil, teknik kerokan harus dilakukan dengan lembut. Gesekan koin atau alat kerokan lainnya sebaiknya tidak terlalu keras, agar tidak menimbulkan lebam. Lakukan kerokan hingga kulit sedikit kemerahan, dan jika diperlukan, mintalah pijat ibu hamil bersamaan dengan kerokan. Gunakan minyak seperti minyak kayu putih atau minyak kelapa sebelum kerokan untuk mencegah iritasi dan lebam pada kulit.
2. Jangan Terlalu Sering Melakukan Kerokan – Meskipun kerokan bisa membantu melancarkan aliran darah dan merelaksasi otot, sebaiknya ibu hamil tidak melakukan kerokan terlalu sering. Cukup lakukan 1–2 kali seminggu jika diperlukan. Kerokan yang terlalu sering dapat menyebabkan cedera, memar, atau luka pada kulit, yang bisa membuat ibu hamil merasa tidak nyaman.
3. Hindari Kerokan di Bagian Tubuh Tertentu – Agar lebih aman, lakukan kerokan hanya di area punggung dan lengan. Hindari area perut, dada, dan leher. Kerokan di perut berisiko menyebabkan komplikasi seperti pecahnya plasenta atau kontraksi dini. Kerokan di dada bisa menimbulkan ketidaknyamanan karena payudara ibu hamil menjadi lebih sensitif. Selain itu, kerokan di leher dapat mengganggu saraf yang berhubungan dengan denyut jantung dan tekanan darah, dan dapat menimbulkan masalah seperti sinkop vasovagal.