sumedangekspres – Senin, 12 Agustus 2024 menjadi hari yang menyakitkan bagi keluarga korban karena mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa ARL sudah tiada.
Diketahui bahwa ARL merupakan seorang dokter muda dari RSUD Kardinah di Kota Tegal yang diduga lakukan bunuh diri di kamar indekosnya yang terletak di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.
ARL diduga mengalami perundungan selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.
Baca Juga:Mengerikan! Banjir Setinggai 80 Cm Ini Sampai Rendam 717 Rumah WargaMeriahkan HUT RI ke 79, Setda Gelar Sepeda Santai dan Aneka Lomba
Berita kematian dokter PPDS Anestesi Undip ini sontak menjadi topik hangat di media sosial setelah diungkap oleh akun @bambangsuling11 di X pada hari Rabu, (14/8).
Menurut unggahan tersebut, ARL diduga melakukan tindakan bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke tubuhnya sendiri.
“Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa korban melakukan suntik diri sehari sebelumnya dengan obat bius yang umumnya hanya bisa diakses oleh dokter spesialis anestesi,” jelas akun itu.
Selain itu, ditemukan juga sebuah buku harian milik korban yang berisi keluh kesah tentang perundungan yang dialaminya selama mengikuti PPDS.
Sementara itu, akun @bambangsuling11 melaporkan bahwa kepolisian membantah adanya tindakan bunuh diri namun mengakui penemuan buku harian korban.
“Kapolsek Gajahmungkur Kota Semarang, Kompol Agus Hartono, menegaskan bahwa tidak ada indikasi bunuh diri, tetapi mengonfirmasi bahwa korban menyuntikkan obat anestesi dosis tinggi ke lengan. Obat tersebut biasanya diberikan melalui infus. Kapolsek juga membenarkan isi buku harian korban,” ujar akun tersebut.
Pihak PPDS Anestesi Undip dikabarkan mencoba menutupi kematian ARL dengan alasan bahwa korban sering menyuntikkan obat karena sakit saraf kejepit, menurut laporan akun @bambangsuling11 di X.
Baca Juga:Ini Pesan Pj. Bupati Yudia Ramli Kepada Anggota Paskibraka 2024Dr Aqua Dwipayana: Tantangan Potensial yang Dihadapi Prajurit Guskamla Koarmada II dalam Menjalankan Tugasnya
Di sisi lain, warganet menggambarkan ARL sebagai mahasiswa yang sangat cerdas. “Mba Risma selama kuliah dikenal sangat pintar, dengan IPK selalu cumlaude dan dikenal sebagai yang terbaik di angkatannya. IPK terakhirnya sekitar 3,8 atau 3,9. Sangat disayangkan,” tulis akun @mecobala****** di media sosial X.
Artikel ini telah terbit di Jabarekspres dengan judul Diduga Alami Bullying, Dokter PPDS Anastesi Undip Akhiri Hidup di Kamar Indekos