Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Tegaskan Solidaritas dan Rasa Persaudaraan Menjadi Solusi Bagi Tendik

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Tegaskan Solidaritas dan Rasa Persaudaraan Menjadi Solusi Bagi Tendik
Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Tegaskan Solidaritas dan Rasa Persaudaraan Menjadi Solusi Bagi Tendik
0 Komentar

Visi:

“Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang Mandiri, Maju dan Terkemuka di Asia Pada Tahun 2033”.

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah sebagai mujahid, mujtahid, dan mujaddid;

2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan pemikiran, konsep dan teori-teori baru bagi kemaslahatan umat;

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan; dan

Baca Juga:Delegasi Khusus Jepang Cek Kesiapan Ekspor Mangga Gedong GincuRibuan Warga Sumedang Saksikan Pawai Lampion

4. Mengelola Perguruan Tinggi yang mengedepankan good university governance berlandaskan nilai-nilai Islam.

Nilai-nilai

Unisba telah melalui berbagai tantangan untuk mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi Islam yang konsisten dengan cita-cita yang sudah ditorehkan oleh para pendirinya. Kiprah yang dicita-citakan para pendiri Perguruan Islam Tinggi yang kemudian diubah namanya menjadi Unisba tersebut adalah mencetak sarjana muslim yang berwawasan luas, berakhlakul karimah, dan menjadi mujahid (pejuang), mujtahid (ilmuwan), mujaddid (pembaharu).

Tagline untuk memperkuat posisi Unisba adalah “Excellent in Islamic Spirit”.

Pimpinan: Prof Dr Edi Setiadi, SH. M.H (Rektor Unisba).

Nilai-Nilai yang selalu ditekankan Rektor kepada semua jajaran: Implementasi Ruhul Islam dalam setiap kegiatan.

Sejarah

Tahun 1957, sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat bersama beberapa ulama yang pada saat itu menjadi anggota Konstituate, menggagas kaderisasi pemimpin umat yang faqih fiddin di masa mendatang. Pada tanggal 15 Nopember 1958, gagasan tersebut diwujudkan melalui pendirian Perguruan Islam Tinggi, di bawah Yayasan Pendidikan Islam dengan Akte Notaris Lie Kwie Nio, nomor 42. Para pendiri yang tercantum pada akte Notaris yaitu : Prof. Sjafie Soemardja, dr.H. Chasan Boesoiri, Drs. Achmad Sadali, Oja Somantri, R. Kosasih, R. Sabri Gandanegara, dan Dadang Hermawan.

Pada tahun 2007 Yayasan Pendidikan Islam diubah dengan Akte Notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, SH., Nomor 07, tertanggal 22 April 2007, menjadi Yayasan Universitas Islam Bandung (Yayasan Unisba).

Secara filosofis, di balik semua itu terkandung harapan akan pelaksanaan ajaran Islam, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi, bertanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan umat manusia yang berdasarkan pada pencapaian ridha Allah Swt.

0 Komentar