Kesehatan Mental di Kalangan Berbagai Generasi Z Menunjukkan Fakta yang Signifikan

Generasi Z
Kesehatan Mental di Kalangan Berbagai Generasi Z Menunjukkan Fakta yang Signifikan. Foto Ilustrasi generasi z (www.anakteknik.co.id).
0 Komentar

sumedangekspres – Kutipan Kahlil Gibran “Life without liberty is like a body without spirit” mencerminkan pandangan mendalam tentang pentingnya kebebasan sebagai bagian esensial dari kehidupan. Kesehatan mental merupakan aspek krusial dari kebebasan tersebut, karena kebebasan mental memungkinkan seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri dan mengatasi tekanan eksternal dengan lebih baik.

Dalam konteks generasi Z, isu kesehatan mental semakin mendapat perhatian karena meningkatnya kasus gangguan mental di kalangan remaja. Data dari survei I-NAMHS menunjukkan bahwa sekitar 5,5 persen remaja usia 10-17 tahun didiagnosis dengan gangguan mental, sementara 34,9 persen mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental.

Angka-angka ini sejalan dengan hasil survei global oleh Mckinsey Health Institute, yang menemukan bahwa 18% generasi Z merasa kesehatan mental mereka buruk, lebih tinggi dibandingkan dengan 13% generasi milenial.

Baca Juga:Go Min Si Baru-baru Ini Mengungkapkan Alasan di Balik Ketertarikan dan Keputusan Karirnya di Dunia AktingPark Ji-Sung Menjadi Legenda di Old Trafford, Sehebat apakah Park Ji-sung?

Fenomena ini menunjukkan bahwa pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental semakin mendesak, terutama di kalangan generasi muda. Kesehatan mental yang baik adalah fondasi untuk kebebasan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan, menjadikannya hak yang perlu diperjuangkan dan dipenuhi untuk memastikan bahwa individu dapat menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan kendali atas diri mereka sendiri.

Kesehatan mental di kalangan berbagai generasi menunjukkan perbedaan yang signifikan, dan data terbaru menyoroti tantangan serius yang dihadapi oleh generasi Z dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Persentase generasi Z yang merasa kesehatan mental mereka buruk adalah 18%, lebih tinggi dari 13% generasi milenial, 11% generasi X, dan hanya 4% baby boomers. Perbedaan ini menyoroti betapa beratnya beban kesehatan mental yang ditanggung oleh generasi Z saat ini.

Krisis kesehatan mental yang dialami generasi Z membawa dampak yang serius bagi masa depan sosial ekonomi bangsa. Mengingat bahwa generasi Z diprediksi akan memainkan peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, perhatian terhadap kesehatan mental mereka adalah hal yang krusial. Kesehatan mental yang baik berhubungan langsung dengan produktivitas dan kesejahteraan individu, dan ketidakstabilan mental dapat memengaruhi masa depan negara secara keseluruhan.

Di era digital saat ini, generasi Z dan generasi alpha lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental. Salah satu faktor utama adalah penggunaan media sosial yang kurang bijak. Prof. Dr. Nurul Hartini dari UNAIR mengungkapkan bahwa kecenderungan untuk membandingkan diri dengan kehidupan ideal yang ditampilkan di media sosial dapat menurunkan kepercayaan diri dan menyebabkan masalah kesehatan mental. Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali berhubungan dengan isolasi sosial dan rendahnya kualitas interaksi sosial, yang memperburuk kondisi mental.

0 Komentar