Mengenal Megathrust dan DampaknyaMegathrust adalah zona subduksi di mana dua lempeng tektonik bertemu pada kedalaman kurang dari 50 km. Proses ini melibatkan lempeng samudera yang menumbuk dan menyusup di bawah lempeng benua, menciptakan zona megathrust yang panjangnya ribuan kilometer. Proses subduksi ini menciptakan tekanan yang akhirnya menyebabkan deformasi pada lempeng di atasnya, yang bisa mengakibatkan patahan naik ketika tekanan tersebut dilepaskan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai gempa megathrust.
Dwikorita menjelaskan bahwa kekuatan gempa megathrust tidak selalu besar, karena gesekan antar lempeng bisa terjadi secara bertahap. Ada bagian yang mengalami tekanan tetapi belum patah karena ada penghalang, sehingga gempa yang terjadi bisa berskala kecil namun tetap signifikan untuk dipantau. “Meskipun magnitudo gempa kecil, penting untuk terus mencatat dan memonitor gempa-gempa tersebut untuk memantau tren yang mungkin terjadi,” katanya.
Dalam skenario terburuk, segmen-segmen tertentu seperti Selat Sunda-Banten dan Mentawai-Siberut yang belum melepaskan energinya, dapat memicu gempa dengan magnitudo hingga M8,9 dan M8,7. Dwikorita menegaskan bahwa skenario terburuk ini penting untuk dipahami sebagai bagian dari persiapan, bukan untuk menimbulkan kepanikan. “Skenario terburuk ini penting agar kita bisa belajar dan menjadi lebih tangguh,” tambahnya.
Baca Juga:Elektabilitas Dony Ahmad Munir Melesat, Peluang Erwan Masih TerbukaProduk Suzuki: Pilihan Terbaik untuk Mobil dan Sepeda Motor Berkualitas
Teknologi Pemantauan dan MitigasiBMKG telah menempatkan sensor seismograf di 533 lokasi yang tersebar di sepanjang zona megathrust, dilengkapi dengan sirine untuk peringatan dini. Informasi dari sensor-sensor ini disalurkan ke pemerintah daerah untuk segera dilakukan tindakan mitigasi jika terdeteksi adanya gempa megathrust yang berpotensi memicu tsunami. “Yang paling penting adalah mengetahui apakah gempa tersebut berpotensi tsunami dan seberapa tinggi gelombangnya. Informasi ini harus segera disampaikan ke masyarakat agar dapat melakukan evakuasi ke zona aman,” jelas Dwikorita.
Ancaman Bencana Lain di IndonesiaIndonesia, sebagai negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia, merupakan salah satu wilayah dengan aktivitas seismik paling tinggi di dunia. BMKG mencatat adanya 13 segmen megathrust di Indonesia, yang masing-masing memiliki potensi memicu gempa besar. Selain itu, terdapat sekitar 295 segmen sesar aktif yang telah teridentifikasi, dengan banyak lagi yang belum terpetakan.