Komika Angkat Suara Peringatan Darurat Indonesia, Kiky Saputri Kok Gak Ada?

Protes Pilkada 2024: Komika Angkat Suara Peringatan Darurat Indonesia, Kiky Saputri Kok Gak Ada?
Protes Pilkada 2024: Komika Angkat Suara Peringatan Darurat Indonesia, Kiky Saputri Kok Gak Ada? (ist)
0 Komentar

Kiky Saputri sendiri bukanlah sosok yang asing dengan kontroversi, terutama dalam hal opini politiknya. Ia beberapa kali menjadi sorotan karena pandangannya yang dianggap kontroversial, terutama karena ia secara terbuka mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024. Keputusannya untuk mendukung paslon ini pun sering kali menuai kritik, terutama ketika sikapnya dinilai tidak konsisten dengan janji-janji yang diusung oleh calon yang ia dukung.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu, Kiky menjadi bulan-bulanan netizen setelah ia mengkritik kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, calon yang didukungnya telah berjanji untuk melanjutkan program kerja Jokowi. Hal ini memicu reaksi negatif dari netizen yang menilai bahwa Kiky tidak konsisten dengan pilihannya, dan hanya sekadar mencari perhatian tanpa memperhatikan konsistensi sikap politiknya.

Di sisi lain, gerakan “Peringatan Darurat” ini sendiri bukanlah tanpa alasan. Seruan ini muncul sebagai bentuk protes terhadap hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI yang membahas revisi Undang-Undang Pilkada. Rapat tersebut memicu kontroversi setelah DPR RI disebut-sebut mencoba menganulir keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang terkait dengan syarat batas usia calon kepala daerah. Keputusan MK tersebut, jika tidak diubah, akan menghalangi beberapa calon potensial, termasuk Kaesang Pangarep, untuk maju dalam Pilkada 2024.

Baca Juga:Awal Kemunculan Peringatan Darurat Garuda Biru dan Dampaknya di Pilkada 2024Kapan Gempa Megathrust di Indonesia 2024? Ini Penjelasan Lengkapnya

Protes ini mengundang perhatian luas, tidak hanya dari masyarakat biasa, tetapi juga dari kalangan selebriti, akademisi, dan aktivis yang merasa bahwa upaya revisi UU Pilkada ini adalah ancaman terhadap demokrasi. Gerakan “Peringatan Darurat” kemudian menjadi simbol perlawanan dan ajakan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya upaya untuk mengganggu proses demokrasi yang sehat dan adil.

Sementara itu, di tengah riuhnya pembicaraan ini, Kiky Saputri tetap memilih untuk diam. Entah karena alasan pribadi atau pertimbangan lain, keputusan Kiky untuk tidak ikut serta dalam gerakan “Peringatan Darurat” ini akan terus menjadi perdebatan di kalangan netizen. Namun yang pasti, kehadiran atau ketidakhadiran Kiky dalam gerakan ini tidak akan mengurangi makna penting dari pesan yang ingin disampaikan oleh para komika dan publik figur lainnya.

0 Komentar