Sementara itu, di media sosial, seruan “Peringatan Darurat” terus menggema. Warganet menggunakan tagar #PeringatanDarurat, #KawalPutusanMK, dan #TolakPolitikDinasti sebagai bentuk protes terhadap langkah DPR dan pemerintah yang dinilai mengabaikan keputusan MK. Hingga malam ini, tagar-tagar tersebut masih menjadi trending topik di platform X, menunjukkan betapa besarnya kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi demokrasi di Indonesia.
Gerakan ini bukan hanya sebuah respons terhadap keputusan politik yang kontroversial, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap apa yang dianggap sebagai ancaman terhadap integritas demokrasi di Indonesia. Warganet, yang berasal dari berbagai latar belakang, bersatu untuk menyuarakan keprihatinan mereka dan menuntut agar pemerintah serta DPR menghormati keputusan MK sebagai penjaga konstitusi.
Bagi banyak orang, keputusan untuk tidak mengindahkan putusan MK dalam revisi UU Pilkada ini dianggap sebagai langkah mundur dalam proses demokrasi di Indonesia. Mereka khawatir bahwa hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi masa depan demokrasi di tanah air. Oleh karena itu, Gerakan Peringatan Darurat ini tidak hanya sekadar protes, tetapi juga sebuah seruan untuk menjaga agar demokrasi tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diamanatkan oleh konstitusi.
Baca Juga:Polri Siap Amankan Demo Peringatan Darurat Indonesia dengan Pendekatan HumanisKomika Angkat Suara Peringatan Darurat Indonesia, Kiky Saputri Kok Gak Ada?
El Rumi dan Syifa Hadju, sebagai dua figur publik yang memiliki pengaruh besar di kalangan generasi muda, mengambil peran penting dalam menyebarkan pesan ini. Dengan jutaan pengikut di media sosial, mereka mampu menarik perhatian yang luas terhadap isu ini dan mengajak lebih banyak orang untuk peduli dan turut menyuarakan kekhawatiran mereka.
Dalam unggahannya, Syifa Hadju juga menyampaikan pesan serupa dengan El Rumi. Ia mengajak para pengikutnya untuk lebih kritis dan tidak tinggal diam melihat situasi yang sedang terjadi. “Kita harus bersama-sama menjaga demokrasi kita. Jangan biarkan ketidakadilan terjadi di depan mata kita,” tulisnya di Instagram.
Respons dari masyarakat pun sangat positif. Banyak yang merasa bahwa suara mereka didengar dan mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh publik seperti El Rumi dan Syifa Hadju. Gerakan ini pun terus berkembang dan menarik perhatian lebih banyak orang, termasuk di kalangan media yang mulai meliput isu ini dengan lebih intens.