Melalui panitia kerja badan legislasi (baleg), DPR bahkan mengubah batas usia minimal calon kepala daerah. Perubahan yang dilakukan secara cepat ini membuat rakyat semakin meradang. Dalam waktu sehari, revisi UU Pilkada yang dianggap tidak adil tersebut disahkan, seolah-olah tanpa mempertimbangkan suara rakyat.
Aksi unjuk rasa tersebut juga diwarnai dengan poster-poster kritis yang dipegang oleh para demonstran. Salah satu poster berwarna merah bertuliskan, “Agak laen kau, agak laen bapakmu, agak laen kau sekeluarga,” menjadi simbol dari kekecewaan rakyat terhadap para pejabat yang dianggap sudah mulai “bercanda” dengan kebijakan publik. Bintang Emon menegaskan, “Ketika para pejabat udah mulai ngelawak, saatnya komedian melawak.”
Poster-poster tersebut menggambarkan betapa rakyat merasa bahwa demokrasi di Indonesia sudah sangat terancam. Banyak pihak menilai bahwa revisi UU Pilkada dilakukan semata-mata untuk memenuhi kepentingan segelintir orang, dan bukan demi kepentingan bangsa.
Baca Juga:Orasi Komika Saat Demo Peringatan Darurat Indonesia: Serukan Penolakan RUU PilkadaOrasi Reza Rahadian Saat Demo Peringatan Darurat Indonesia: Ini Bukan Negara Milik Keluarga
Kemarahan publik ini juga terlihat jelas di media sosial, di mana poster-poster dengan tulisan “Peringatan Darurat” menyebar luas. Tagar-tagar seperti #KawalPutusanMK menjadi trending, menandakan bahwa masyarakat tidak tinggal diam terhadap apa yang mereka anggap sebagai bentuk ketidakadilan dan pelecehan terhadap prinsip-prinsip demokrasi.
Selain aksi di depan Gedung DPR, banyak netizen yang turut serta dalam perlawanan ini melalui unggahan-unggahan kritis di media sosial. Mereka menggunakan platform digital untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah dan DPR, yang dinilai tidak lagi mendengarkan aspirasi rakyat.
Aksi demo ini juga melibatkan banyak tokoh publik dan artis yang ikut bergabung dengan massa dari berbagai elemen masyarakat. Kehadiran Bintang Emon bersama para seniman lainnya menjadi sorotan media, memperlihatkan bahwa gerakan ini didukung oleh berbagai kalangan, tidak hanya dari kelompok aktivis atau mahasiswa, tetapi juga dari kalangan selebritas yang biasanya jauh dari dunia politik.
Kepolisian sendiri telah menyiapkan ribuan personel untuk mengamankan jalannya aksi demo tersebut. Namun, para demonstran tetap diimbau untuk menyampaikan aspirasi mereka dengan damai dan tanpa kekerasan. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, meminta para peserta demo untuk tetap menghormati pengguna jalan dan tidak merusak fasilitas umum.