sumedangekspres, UJUNGJAYA- Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan kawasan industri Buahdua, Ujungjaya dan Tomo (Butom) belum terwujud hingga kini. Kendala tersebut sangat berpengaruh sehingga kawasan industri Butom belum terwujud hingga saat ini.
Hal itu disampaikan tokoh masyarakat Ujungjaya, Engkos Kosasih saat berbincang dengan Sumeks, Selasa (27/8).
“Hambatan itu diantaranya masalah UMR Sumedang lebih tinggi daripada Kabupaten tetangga, seperti Majalengka,” jelas Engkos.
Baca Juga:Empat Paslon Pilbup Sumedang Memiliki Peluang yang SamaEni-Ridwan Mengejutkan di Pilkada Sumedang, Pengamat: "Patut Diperhitungkan"
Jadi, terang dia, Kabupaten Sumedang itu zonanya masuk ke Bandung. Oleh karena itu para pengusaha banyak yang berlarian ke daerah Majalengka.
“Pasalnya UMR di Kabupaten Majalengka itu lebih rendah daripada di Kabupaten Sumedang,” katanya.
Kemudian, lanjut dia, kendala kedua yaitu terkait harga tanah. Harga tanah di Sumedang, terutama di Ujungjaya lebih tinggi daripada harga tanah di Majalengka.
Diakui, perusahaan-perusahaan ataupun investor banyak yang mengalihkan bidikan tanahnya di Majalengka.
“Harga tanah disini sudah mencapai harga Rp 2 juta sampai Rp 10 juta pertumbak. Atau antara Rp 140 ribu per meter persegi sampai Rp 714.000 per meter persegi. Sementara, di Majalengka lebih murah dibandingkan Sumedang,” jelasnya.
Engkos pun berharap di kawasan Butom, khususnya Ujungjaya, kedepannya lebih memprioritaskan tenaga kerja dari putra daerah. Hal itu tentunya sesuai dengan janji pemerintah yaitu 70 persen untuk putra daerah, 30 persen untuk luar daerah.
“Saya memohon kepada pemerintah dan para pengusaha masalah tenaga kerja diutamakan putra daerah supaya dapat mengentaskan kemiskinan,” katanya.
Baca Juga:PPS Desa Jatimulya Laksanakan Tahapan Pilkada 2024Sampah Berserakan di Jalan Terusan Bandung-Cirebon Kecamatan Cimalaka
Terkait pendidikan, Engkos bersyukur dan merasa optimis pendidikan yang mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) di Ujungjaya meningkat. Bahkan, sudah banyak sarjana dari berbagai disiplin ilmu di Ujungjaya.
“Minimal saat ini, lulusan SMA sudah lebih banyak. Bahkan, sarjana dari berbagai disiplin ilmu juga sudah banyak. Hal itu menjadi potensi yang dapat dimanfaat oleh perusahaan-perusahaan,” pungkasnya. (bim)