sumedangekspres, KOTA – Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan selama tiga tahun terakhir dianggap meringankan proses belajar mengajar bagi siswa. Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah Dasar Negeri Lembur Situ, Tetih Rohaeti, kepada Sumeks, Selasa (27/8).
“Kurikulum Merdeka di sekolah kami sudah berjalan di tahun ketiga. Alhamdulillah, sejak diterapkan, kurikulum ini mempermudah proses belajar mengajar,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa secara umum, Kurikulum Merdeka membawa perubahan dalam persepsi belajar siswa, meskipun tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Baca Juga:Gerindra Dukung Dony-Fajar, Denden Mundur dari PilkadaPartai Gerindra Serahkan Rekomendasi Untuk Dony-Fajar
“Kurikulum Merdeka tidak hanya fokus pada kekhususan anak, tetapi berusaha mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap siswa. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, sehingga tugas guru adalah memahami cara belajar masing-masing siswa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tetih menekankan perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka.
“Perbedaan utamanya adalah Kurikulum Merdeka tidak lagi mengacu pada Kompetensi Dasar dan Indikator, melainkan menekankan pada pencapaian siswa,” jelasnya.
Menurut Tetih, karakter setiap murid hanya bisa diketahui oleh guru yang mengajar, sehingga setiap guru wajib mencari solusi jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
“Ini salah satu keunggulan dari Kurikulum Merdeka. Baik siswa maupun guru bebas berkreasi dan berekspresi dalam proses belajar mengajar, karena kurikulum ini tidak terfokus pada indikator tertentu,” tuturnya.
Tetih juga menambahkan, bahwa SD Negeri Lembur Situ telah memasuki tahun ketiga dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
“Penerapan kurikulum baru ini sangat bergantung pada kesiapan sekolah itu sendiri,” tutupnya. (cr1)