sumedangekspres – Tingkatan kondisi tekanan darah seseorang dinilai melalui klasifikasi hipertensi, yang bertujuan untuk menentukan apakah tekanan darah berada pada tingkat yang aman atau tidak. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Hipertensi Primer/Essensial: Hipertensi jenis ini tidak memiliki penyebab yang jelas dan menyumbang lebih dari 90 persen dari total kasus hipertensi. 2. Hipertensi Sekunder: Hipertensi ini disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, dan hanya mencakup 2 hingga 10 persen dari total kasus hipertensi.
Klasifikasi Hipertensi
Pada pemeriksaan tekanan darah, dua nilai yang diukur adalah tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah dianggap normal jika:- Tekanan sistolik < 120 mmHg- Tekanan diastolik < 80 mmHg
Klasifikasi tekanan darah lainnya adalah sebagai berikut:
Baca Juga:Berbagai Manfaat Minyak Kanola untuk Kesehatan KeluargaSumber Alami, Keuntungan Mengonsumsi Asam Lemak Omega
1. Prahipertensi – Tekanan Sistolik: 120–139 mmHg – Tekanan Diastolik: 80–89 mmHg – Individu dengan prahipertensi berisiko lebih tinggi mengembangkan hipertensi. Misalnya, tekanan darah 110/85 mmHg atau 130/79 mmHg memerlukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko hipertensi.
2. Hipertensi Tingkat 1 – ekanan Sistolik: 140–159 mmHg – Tekanan Diastolik: 90–99 mmHg – Pengobatan diperlukan untuk mengurangi risiko kerusakan organ.
3. Hipertensi Tingkat 2 – Tekanan Sistolik: > 160 mmHg – Tekanan Diastolik: > 100 mmHg – Biasanya memerlukan lebih dari satu obat dan mungkin sudah terjadi kerusakan organ atau kelainan kardiovaskular.
4. Hipertensi Krisis – Tekanan Sistolik: > 180 mmHg – Tekanan Diastolik: > 120 mmHg – Memerlukan perhatian medis segera. Gejala yang mungkin termasuk nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, perubahan penglihatan, atau kesulitan berbicara.
Untuk diagnosis yang akurat, tekanan darah harus diukur minimal dua kali dengan jarak satu minggu. Jika hasil berbeda jauh, hasil yang lebih tinggi akan diambil.
Faktor Risiko Hipertensi
1. Usia – Pada wanita, hipertensi biasanya terjadi mulai usia 65 tahun. – Pada pria, hipertensi biasanya mulai usia 45 tahun.
2. Penyakit Kronis – Diabetes, gangguan tidur, dan penyakit ginjal meningkatkan risiko hipertensi.
Baca Juga:Jenis-Jenis Termometer dan Cara Mengukur Suhu Tubuh dengan TermometerAmigdala dan Fungsinya, Gangguan pada Amigdala dan Menjaga Kesehatan Amigdala
3. Faktor Gaya Hidup: – Stres: Meningkatkan tekanan darah jika berlangsung lama. – Konsumsi Garam: Menahan cairan dalam pembuluh darah, meningkatkan beban kerja jantung. – Kekurangan Kalium: Mengurangi kemampuan tubuh untuk mengeliminasi garam. – Kelebihan Berat Badan: Membutuhkan lebih banyak darah, meningkatkan tekanan pada arteri. – Kurang Aktif Fisik: Meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.