BPBD Jabar: Masyarakat Sumedang Jangan Panik Tanggapi Isu Megathrust
SUMEDANGEKSPRES – Megathrust yang ditenggarai bisa memicu gempa berdampak besar di Indonesia menjadi isu yang berkembang di masyarakat akhir-akhir ini, termasuk di Kabupaten Sumedang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Edi Haryadi menyampaikan, potensi megathrust ada di Jawa Barat dimana yang langsung terdampak sebagian besar ada di wilayah Pantai Selatan, antara lain Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasik dan Pangandaran.
“Memang potensi megathrust terjadi di lima kabupaten, tapi dampak goncangannya sudah ada berdasarkan kajian dari BMKG. Termasuk ke wilayah Sumedang yang getarannya kisaran 4 sampai 5 MMI. Jadi artinya ada potensi kerusakan ringan,” ujar Edi usai menjadi narasumber acara Pembinaan dan Pengawasan Teknis Jalur Evakuasi dan Papan Informasi BPBD Kabupaten Sumedang di Hotel Sapphire City Park, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga:Di Sumedang, Padi Organik Bisa Setahun Empat Kali Panen, Pj Bupati: Benihnya Sudah Ada di Dinas Pertanian3 Warga Tasikmalaya Terancam 7 Tahun Penjara karena Curi Angkot di Jatinangor
Edi menjelaskan, meskipun megathrust akan berdampak juga di Kabupaten Sumedang, tapi tidak bisa diprediksi kapan dan dimana terjadinya.
“Tapi kita tidak bisa memprediksi di daerah mana. Hanya saja biasanya ini berdekatan dengan sumber terjadinya gempa,” terangnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Sumedang agar tetap tenang dan tidak panik atas isu tersebut.
“Ini tentu saja harus disikapi oleh kita selaku pemerintah dan masyarakat agar tidak panik, tidak gaduh. Kemudian tidak mendengar berita-berita yang kurang bertanggung jawab,” tuturnya.
Yang lebih penting dari itu, lanjut Edi, masyarakat harus lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
“Kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan diantaranya dengan cara sosialisasi apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa, bagaimana cara evakuasi mandiri dan memberikan pertolongan secara mandiri,” terangnya.
Sosialisasi tersebut menurut Edi perlu dilakukan secara masif, baik melalui keluarga tangguh bencana,desa tangguh bencana, satuan pendidikan aman bencana atau komunitas-komunitas yang ada.
Baca Juga:Saluran Air di Lingkungan Panyingkiran Menghitam Akibat SampahWarga Dusun Cilaku Cimanggung Mengeluh Tidak Ada Sinyal
“Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan oleh BPBD atau pemerintah saja, tapi oleh semua unsur pentahelix wajib menyampaikan kepada masyarakat secara benar,” ujarnya.
Selanjutnya di setiap wilayah yang dikategorikan rawan bencana ia meminta agar dipasang rambu-rambu arah evakuasi dan titik kumpul.