4. Cedera Cedera pada kepala, rahang, atau telinga akibat benturan keras juga bisa menyebabkan hiperakusis. Benturan ini dapat mengganggu saraf sensorik yang terkait dengan pendengaran di otak, yang berpotensi memicu kondisi hiperakusis.
Penanganan Hiperakusis
Hiperakusis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan berbagai gejala, seperti pusing, gangguan keseimbangan, telinga berdenging, perasaan penuh di telinga, bahkan kejang. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan stres, menyebabkan penderita menarik diri dari lingkungan sosial, dan berisiko menimbulkan gangguan kecemasan atau depresi. Beberapa metode pengobatan yang dapat membantu mengatasi hiperakusis meliputi:
– Terapi Kognitif Behavioral (CBT): Membantu pasien mengatasi stres dan kecemasan akibat mendengar suara keras secara terus-menerus. – Terapi Suara: Pasien akan dipaparkan pada suara dengan intensitas yang meningkat secara bertahap untuk membantu membiasakan diri dengan suara tersebut.
Baca Juga:Jagung Rebus Memang Memiliki Banyak Manfaat Kesehatan, Berikut Beberapa ManfaatnyaTangan Kiri Gatal Sering Kali dipandang Sebagai Pertanda akan Datangnya Rezeki yang Melimpah, Simak Faktanya
– Terapi Pelatihan Tinnitus (TRT): Melibatkan mendengarkan frekuensi suara rendah untuk membantu pemulihan saraf pendengaran.
– Operasi: Diperlukan jika hiperakusis terkait dengan kelumpuhan saraf wajah.
Selain metode pengobatan di atas, penggunaan penutup telinga atau noise-cancelling headphone dapat membantu mengurangi kebisingan, meskipun ini bersifat sementara dan suara akan kembali terdengar keras saat alat bantu tidak digunakan.(*)