sumedangekspres, CIMANGGUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Elah Karmilah menyambangi SDN Cilaku yang kekurangan ruang kelas. Dia ingin melihat langsung kondisi fisik sekolah yang telah lama menjadi keluhan masyarakat sekitar.
“Saya mendengar dari berbagai pemberitaan bahwa salah satu ruang KBM di sekolah ini rusak parah. Karena itu, saya ingin melihat kondisi tersebut secara langsung,” ujar Elah, Selasa (17/9).
Saat berada di lokasi, Elah juga berbincang dengan kepala sekolah dan beberapa tokoh masyarakat setempat termasuk Kepala Desa Tegalmanggung Cecep.
Baca Juga:Babinsa Desa Kertaharja Bantu Warga Bangun MasjidBukit Galau Desa Sindulang, Destinasi Wisata Alam Perlu Pembenahan
Menurutnya, pertemuan dengan para pemangku kepentingan ini adalah langkah awal dalam menyusun rencana kerja yang akan dibawa ke rapat-rapat fraksi.
“Pertemuan seperti ini penting untuk menjaring aspirasi dari masyarakat secara langsung. Saya akan mengangkat isu kerusakan sekolah ini dalam pembahasan rapat fraksi nanti,” tambahnya.
Kondisi infrastruktur pendidikan di daerah pemilihannya, kata Elah, menjadi salah satu perhatian utama Elah.
“Pendidikan adalah kunci masa depan anak-anak kita. Ketika infrastruktur sekolah rusak, proses belajar mengajar menjadi terganggu. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilaku semakin memprihatinkan. Ruang belajar yang terbatas dan tidak memadai membuat para siswa harus menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara bergiliran.
Kepala sekolah SDN Cilaku, Ade Gestiani, mengungkapkan bahwa keterbatasan ruang inilah yang menjadi alasan utama diterapkannya sistem giliran.
“Untuk mengatasi keterbatasan ruangan, kami bagi menjadi dua sesi, ada yang sekolah pagi dan ada yang siang,” ujar Ade Gestiani saat ditemui Sumeks di sekolahnya, baru-baru ini.
Baca Juga:Tanpa Dukungan Anggaran, Program Sulit DipertahankanJalan Desa Raharja Rusak Berlubang, Warga Minta Perbaikan Segera
Menurutnya, sekolah tersebut memiliki tujuh ruang kelas, namun satu di antaranya tidak lagi digunakan karena mengalami kerusakan parah.
Ruang kelas yang tidak difungsikan itu, menurut Gestiani, kini berubah fungsi menjadi gudang.
“Awalnya itu memang ruang kelas, bahkan papan tulisnya masih ada. Tapi karena kerusakannya sudah sangat parah, kami tidak berani menggunakannya lagi untuk KBM. Khawatir bisa membahayakan keselamatan siswa,” terangnya.
Kerusakan pada ruang kelas tersebut bukanlah masalah baru. Gestiani menambahkan bahwa kondisi rusak tersebut telah terjadi selama lebih dari dua dekade.